androidvodic.com

Deutsche Bank Berisiko Kolaps Setelah Sahamnya Anjlok 11 Persen - News

Laporan Wartawan News, Mikael Dafit Adi Prasetyo

News, BERLIN – Krisis yang kini sedang melanda dunia perbankan global tampaknya belum akan berakhir. Kali ini bank berbasis di Jerman, Deutsche Bank menghadapi kekhawatiran keruntuhan setelah saham turun 11 persen pada Jumat (24/3/2023).

"Kami masih gelisah menunggu domino lain jatuh, dan Deutsche Bank jelas menjadi yang berikutnya di pikiran semua orang (secara adil atau tidak adil)," kata Chris Beauchamp, kepala analis pasar di IG Group.

"Sepertinya krisis perbankan belum sepenuhnya reda,” sambungnya.

Kemerosotan terbaru Deutsche Bank sebagian didorong oleh kesepakatan Credit Suisse, menandakan kepercayaan pada sistem perbankan tetap rendah.

Meskipun penyelamatan Credit Suisse yang ditengahi pemerintah diyakini dapat menstabilkan pasar Eropa, tetapi dampaknya masih berpotensi sulit dikendalikan.

Hal ini karena pemegang obligasi senilai 17 miliar dolar AS dari Credit Suisse tidak tertulis dalam perjanjian dan mereka tidak memiliki apa-apa, sehingga memicu kekhawatiran tentang runtuhnya Deutsche Bank.

Sementara itu di saat banyak yang khawatir Deutsche Bank bisa menjadi pemberi pinjaman berikutnya yang runtuh, analis lain justru tetap optimis bahwa Deutsche Bank tidak akan mengalami nasib yang sama seperti Credit Suisse.

Baca juga: Krisis Perbankan Belum Usai, Saham Deutsche Bank Anjlok 13 Persen

"Kami tidak memiliki kekhawatiran tentang kelangsungan hidup atau tanda aset Deutsche Bank. Kami memperkirakan Deutsche tidak akan bernasib serupa dengan Credit Suisse," kata firma riset Autonomous dalam laporan Jumat (24/3/2023).

Baca juga: JPMorgan dan Deutsche Bank Terjerat Skandal Hukum, Industri Perbankan AS Kembali Goyah

Kanselir Jerman Olaf Scholz juga menepis kepanikan tersebut, sembari mengatakan Deutsche Bank telah "merombak dan memodernisasi model bisnisnya secara menyeluruh dan merupakan bank yang sangat menguntungkan”.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat