androidvodic.com

Restrukturisasi Kredit Covid-19 dari BRI Terus Menurun, Bukti UMKM Makin Tangguh? - News

Laporan Wartawan News, Yanuar Riezqi Yovanda

News, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menyatakan, ketangguhan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam menghadapi krisis semakin teruji.

Pasca pandemi Covid-19, kinerja UMKM terus menggeliat, terlihat dari restrukturisasi kredit Covid BRI yang terus menurun.

Hingga akhir kuartal I 2023, tercatat hanya tinggal Rp 99,8 triliun dari akumulasi restrukturisasi sebesar Rp 263,4 triliun.

Baca juga: Pasarkan Asuransi Kendaraan, BRI Insurance Bidik Nasabah Prioritas

Terkait dengan hal tersebut, Direktur Manajemen Risiko BRI Agus Sudiarto mengungkapkan, bahwa penurunan nilai restrukturisasi itu faktor utamanya disebabkan oleh pembayaran dari debitur.

“Dan yang cukup menggembirakan, penurunan tersebut 61 persennya karena pembayaran. Jadi, kita tahu bahwa penurunan LAR (loan at risk) Covid-19 ini bukan hanya karena pembayaran, sebagian kecil juga karena unflagging, dalam arti kondisi nasabahnya sudah membaik, sehingga kita lepaskan flag restrukturisasi Covid-nya," ujar dia melalui keterangannya, Jumat (12/5/2023).

Agus menambahkan, debitur yang gagal atau tidak bisa diselamatkan kurang lebih hanya 2 persenan dari total debitur restrukturisasi.

“Dan yang default rate kita, antara yang menjadi NPL maupun kita PH itu kurang lebih 11 persen. Jadi kita tetap optimis karena NPL coverage kita di atas 280 persen, bahkan LAR coverage kita sudah 49 persen. Dengan default rate tadi yang kurang lebih 11 persen, kami cukup confidence dan nyaman bahwa untuk credit risk yang terkait dengan risiko LAR Covid sudah cukup termitigasi baik,” kata Agus.

Baca juga: Cara Membuka Rekening Tabungan BRI Secara Online, Ini Syarat yang Perlu Disiapkan

Sementara, Direktur Utama BRI Sunarso juga memberikan penegasan, bahwa saat ini BRI telah memiliki pencadangan yang sangat memadai apabila terjadi potensi pemburukan di kemudian hari.

“Kita sekarang sudah mencadangkan terhadap LAR kita, cadangan kita mencapai 49 persen, padahal yang tidak bisa diselamatkan hanya 2 persen. Cadangan BRI untuk mengantisipasi risiko terjadinya pemburukan restru Covid ini, menurut saya bukan hanya cukup, tetapi jauh lebih dari cukup," pungkas Sunarso.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat