Geng Ransomware Lockbit 3.0 'Praktik' Sejak 2019 dan Jadi Ancaman Dunia - News
Laporan Wartawan News, Yanuar Riezqi Yovanda
News, JAKARTA -- Pakar Keamanan Siber sekaligus Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber Communication & Information System Security Research Centre (CISSReC) Pratama Persadha membeberkan awal mula geng ransomware Lockbit 3.0.
Pria asal Cepu, Jawa Tengah ini mengatakan, saat ini sudah ada klaim dari Lockbit 3.0, di mana geng ransomware ini menyatakan bertanggung jawab atas gangguan yang terjadi di PT Bank Syariah Indonesia (BSI).
"Lockbit sendiri adalah geng ransomware yang mulai aktif beroperasi pada tahun 2019 dan sudah menjadi salah satu geng ransomware yang menjadi ancaman di dunia," ujar dia dalam keterangannya, Minggu (14/5/2023).
Baca juga: BSI Korban Serangan Ransomware, 15 Juta Data Pelanggan Dicuri Geng Peretas LockBit 3.0
Lockbit 3.0 juga mengklaim bahwa saat ini mereka berhasil mencuri 1,5 Terabyte data pribadi dari server BSI dan memberi tenggat waktu sampai dengan tanggal 15 Mei 2023 pukul 21:09:46 UTC.
"Apabila sampai dengan waktu tersebut pihak korban tidak memberikan tebusan, maka database akan dibocorkan. Akan tetapi, membayar tebusan belum menjamin, bahwa kita akan mendapatkan kunci untuk membuka file-file yang di enkripsi dan geng hackernya tidak menjual data yang mereka curi," kata Pratama.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, geng ransomware yang saat ini melakukan serangan siber tidak hanya Lockbit semata.
Masih banyak geng APT yang memiliki kemampuan menyerang sistem yang kuat, yaitu Ryuk, NetWalker, Maze, Conti, Hive, dan lain-lain.
Adapun yang lebih menyulitkan adalah mereka menyediakan layanan Ransomware-as-a-Services (RaaS), yaitu layanan yang memungkinkan siapa saja membuat versi ransomware sendiri untuk melakukan serangan, bahkan untuk orang yang tidak memiliki keahlian dalam keamanan siber.
"Dari situ, bisa dilihat potensi serangan ransomware di dunia akan seperti apa kedepannya" pungkas pakar yang sedang mengambil studi di Lemhanas ini.
Terkini Lainnya
Lockbit 3.0 juga mengklaim bahwa saat ini mereka berhasil mencuri 1,5 Terabyte data pribadi dari server BSI dan memberi tenggat
Dugaan Fraud di Balik Batalnya Akuisisi Bank Muamalat oleh BTN
BERITA REKOMENDASI
BERITA TERKINI
berita POPULER
BTN: Spin-Off Unit Usaha Syariah Rampung di Semester I Tahun Depan
Soal Bea Masuk Produk Impor, Kemendag Libatkan KPPI dan KADI Selidiki Industri yang Terancam Ambruk
Said Iqbal: Prabowo Subianto Jangan Bikin Utang Baru, yang Jatuh Tempo Sudah Rp 800 Triliun
Mengenal Permenaker Nomor 5 Tahun 2024 tentang Sistem Informasi Pasar Kerja
5 Juta Buruh Akan Mogok Nasional Jika MK Tak Kabulkan Gugatan UU Cipta Kerja