Badan Kebijakan Fiskal Prediksi Defisit APBN 2023 di Bawah 2,8 Persen - News
Laporan Wartawan News, Ismoyo
News, JAKARTA - Kementerian Keuangan melalui Badan Kebijakan Fiskal (BKF) memproyeksikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2023 bakal berada di bawah 2,8 persen.
Kepala BKF Febrio Kacaribu mengungkapkan, angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan perkiraan sebelumnya yang berada dikisaran 3 persen.
Membaiknya angka perkiraan defisit tahun 2023 disebabkan penerimaan negara yang tercatat cukup baik.
Baca juga: APBN April Rp 234,7 Triliun, Menkeu Sri Mulyani: Surplus Empat Bulan Berturut-turut
"Penerimaan lebih bagus. Waktu desain APBN relatif cukup konservatif. Jadi penerimaan kita masih ada momentum yang cukup bagus dan ini akan mengurangi defisit," ucap Febrio di Kantor BKF Jakarta, Rabu (31/5/2023).
Ia juga menegaskan, bahwa membaiknya angka perkiraan defisit APBN bukan disebabkan turunnya belanja negara.
Intinya, keseimbangan nilai pendapatan dan belanja masih sangat terkontrol dengan sangat baik.
“Belanja kita tidak berkurang, belanja kita tetap akan tumbuh positif. Jadi ini lebih kepada sisi penerimaannya yang akan lebih relatif cukup bagus,” pungkas Febrio.
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami surplus sebesar Rp 234,7 triliun pada April 2023.
Bendahara negara itu mengatakan, jumlah tersebut setara 1,12 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
"Posisi APBN hingga April mengalami surplus sebesar Rp 234,7 triliun atau 1,12 persen dari PDB," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita, dikutip Selasa (23/5/2023).
Sri Mulyani mengatakan, kinerja APBN bulan April telah berhasil mencetak surplus selama empat bulan berturut-turut.
Selain itu, kinerja positif APBN tersebut, ditopang oleh penerimaan negara yang mencapai Rp 1000,05 triliun atau 40,6 persen dari APBN, tumbuh 17,3 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Jadi, dalam empat bulan pertama dari APBN Kita, kita mengalami surplus baik di keseimbangan primer maupun total overall balance dari APBN Kita," ungkapnya.
Disamping itu, Menkeu Sri Mulyani mencatat, belanja negara juga tumbuh positif sebesar Rp 765,8 triliun.
Terkini Lainnya
Angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan perkiraan sebelumnya yang berada dikisaran 3 persen.
Tantangan Koperasi dan UMKM Memasuki Revolusi Industri 5.0, Ini Komitmen PDIP
BERITA REKOMENDASI
Sri Mulyani: Prabowo Setuju Jaga Defisit APBN di Bawah 3 Persen
BERITA TERKINI
berita POPULER
Pengusaha Mal Nilai Peraturan Pembatasan Impor RI Tak Mampu Tangani Masalah Sesungguhnya
Tingkatkan Produksi Migas Nasional, Kepala SKK Migas Inspeksi Langsung Proyek FPSO Marlin Natuna
Tren Pembobolan Data, Ini Jurus BNI Pastikan Keamanan Para Nasabah
Soal Rencana Bea Masuk 200 Persen, Mendag Sebut Masih Dihitung, Bisa 50 Persen
Mendag Sebut 7 Industri yang Jadi Perhatian Khusus