androidvodic.com

Defisit APBN 2023 Diprediksi Hanya 2,5 Persen dari Produk Domestik Bruto - News

News, JAKARTA - Kepala Ekonom BCA David Sumual memperkirakan, defiist APBN 2023 akan turun menjadi 2,5 persen dari PDB, atau bisa lebih rendah lagi.

Perkiraan tersebut dengan mempertimbangkan dana yang dimiliki pemerintah dari penerimaan negara saat ini dinilai cukup besar, sehingga defisit yang lebih rendah di akhir tahun kemungkinan besar bisa tercapai.

“Outlook defisit tahun ini bisa sekitar 2,5 persen dari PDB atau lebih rendah. Karena dari sisi penerimaan masih cukup baik di kuartal I 2023,” tutur David kepada awak media, Rabu (31/5/2023).

Sebagai informasi, defisit APBN tahun ini ditargetkan sebesar 2,84% dari produk domestik bruto (PDB) atau secara nominal sebesar Rp 598,2 triliun.

David menambahkan, pemerintah juga masih mempunyai simpanan dana yang cukup besar dari realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tahun lalu, meskipun perkiraan realisasi PNBP di kuartal II dan kuartal III akan lebih rendah sejalan dengan harga komoditas yang melandai.

Menurutnya, perkiraan defisit yang lebih rendah ini juga akan membawa kabar baik bagi investor utamanya investor asing. Hal ini karena manajemen fiskal Indoensia jauh lebih baik jika dibandingkan dengan negara-negara maju.

“Waktu pandemi juga mereka (negara maju) dari sisi likuiditas maupun kebiajkan fiskalnya terlalu ekspansif dan kita lihat juga dampak inflasinya jauh lebih tinggi dari kita,” imbuh David.

Untuk diketahui. Kementerian Keuangan memperkirakan defisit APBN 2023 akan turun dari target. Pemerintah menargetkan defisit APBN tahun ini sebesar 2,84% dari PDB atau secara nominal sebesar Rp 598,2 triliun.

Baca juga: Sri Mulyani: Defisit APBN Bisa Nol Kalau Nggak Bayar Utang ke PLN dan Pertamina, Mau? 

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Nathan Kacaribu memperkirakan outlook defisit tahun ini akan jauh lebih rendah dari 2,84% terhadap PDB.

Menurutnya, perkiraan tersebut lantaran penerimaan negara tahun ini cukup bagus ditengah harga komoditas yang tidak sebagus tahun lalu.

Baca juga: Defisit Jepang Pecah Rekor, Melonjak Jadi 26,1 Miliar Dolar AS

“Defisit mungkin cukup jauh di bawah 2,8% dari PDB. Ini karena penerimaan kita cukup bagus, dan waktu kita desain APBN relatif konserpatif, sehingga penerimaan kita memang masih ada momentum yang cukup bagus, dan akan mengurangi defisit,” tutur Febrio kepada awak media, Rabu (31/5/2023).

Febrio juga memastikan realisasi belanja negara tahun ini tidak akan berkurang, alias akan tersalurkan sesuai pagu yang ditentukan, dan tetap tumbuh positif.

Laporan reporter: Siti Masitoh | Sumber: Kontan

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat