Soal Laporan Keuangan WIKA-Waskita, Kepala BPKP: Sudah Diproses - News
Laporan Wartawan News, Reynas Abdila
News, JAKARTA - Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Muhammad Yusuf Ateh mengatakan audit laporan keuangan PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk alias WIKA yang diduga dimanipulasi tengah berjalan.
"Sudah diproses. Lagi dievaluasi," ujar Ateh usai RDP dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (26/6/2023).
Ateh enggan berbicara lebih lanjut hasi audit kedua BUMN karya tersebut.
Baca juga: Wakil Walikota Semarang Serahkan Penghargaan Kepada PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk
“Belum lah, masih lama lah," tuturnya sembari menuju mobil dinas.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo dalam rapat kerja dengan komisi VI DPR RI, Senin (5/6/2023) menyebut ada sejumlah persoalan serius yang tengah terjadi di BUMN karya.
Pria yang akrab disapa Tiko itu menyebut, satu diantara persoalan di BUMN karya yaitu adanya dugaan laporan keuangan yang 'dipoles'.
"Karena memang di beberapa karya seperti Waskita, seperti Wika ini memang pelaporan keuangannya juga tidak sesuai dengan kondisi riilnya. Artinya dilaporkan seolah untung bertahun-tahun, padahal cashflow-nya tidak pernah positif sebenarnya," ungkap Tiko.
"Ini memang ada isu di dalam pelaporan keuangan kita sedang investigasi, sebenarnya apakah memang pelaporan keuangan selama ini riil, apa jangan-jangan perlu restatement," tambahnya.
Terkini Lainnya
Pria yang akrab disapa Tiko itu menyebut, satu diantara persoalan di BUMN karya yaitu adanya dugaan laporan keuangan yang 'dipoles'.
Saat Menkominfo Budi Arie Didesak Mundur, Tapi Justru Dirjen Semuel yang Angkat Kaki
BERITA REKOMENDASI
BERITA TERKINI
berita POPULER
Pengusaha Mal Nilai Peraturan Pembatasan Impor RI Tak Mampu Tangani Masalah Sesungguhnya
Tingkatkan Produksi Migas Nasional, Kepala SKK Migas Inspeksi Langsung Proyek FPSO Marlin Natuna
Tren Pembobolan Data, Ini Jurus BNI Pastikan Keamanan Para Nasabah
Soal Rencana Bea Masuk 200 Persen, Mendag Sebut Masih Dihitung, Bisa 50 Persen
Mendag Sebut 7 Industri yang Jadi Perhatian Khusus