androidvodic.com

Tiga Perempuan Direktur BUMN Berbagi Pengalaman Melawan Badai Pandemi - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin

News, JAKARTA - Perempuan kini banyak mengambil peran di dunia kerja. Mengacu riset bertajuk ‘Women in the Workplace (2018-2021)’, McKinsey menyatakan kepemimpinan kaum perempuan mampu menciptakan organisasi yang lebih sehat, egaliter, serta menghasilkan keputusan yang komprehensif dan inklusif karena melihat dari berbagai aspek.

Di masa pandemi dan pasca-pandemi, menghadapi situasi bisnis yang menantang, para pemimpin wanita dituntut mampu mengatasi badai bandemi dan meraih hasil optimal.

Dari sisi karier, kaum perempuan tidak sekadar mampu mengisi posisi level manajer atau kepala cabang, beberapa perempuan Indonesia sukses menduduki kursi direktur bahkan kurs wakil direktur utama di bank BUMN.

Baca juga: Perjalanan Karier Rachelia Rapha Handoko, Dari Karyawan BUMN hingga Beauty Influencer

Sebut saja Alexandra Askandar, kini menjabat sebagai Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Begitu juga dengan Novita Widya Anggraeni yang kini jadi Direktur Keuangan BNI serta Siti Choiriana, Direktur Bisnis Kurir dan Logistik PT Pos Indonesia (Persero).

Di acara ‘Conference and Awarding Indonesia Most Powerful Women Business Leader 2023 yang diselenggarakan secara hybrid oleh SWA, Selasa, 26 Juni 2023 di Jakarta, Alexandra Askandar berbagi pengalaman bahwa pandemi Covid-19 menimbulkan tantangan berupa kenaikan risiko kredit.

Sebab, kondisi perekonomian yang memburuk menyebabkan banyak debitur kesulitan membayar kewajibannya. Hal ini mengakibatkan peningkatan risiko kredit perbankan, juga dialami Bank Mandiri.

Tantangan lain adalah meningkatnya kompetisi di industri keuangan. Tidak hanya dari bank lain, tapi juga dari jasa keuangan nonbank yang banyak hadir, termasuk perusahaan rintisan financial technology.

Setali tiga uang, Novita Widya Anggraeni, Direktur Keuangan BNI menuturkan, menurunnya bisnis debitur berpengaruh terhadap kapasitasnya dalam memenuhi kewajibannya kepada bank.

"Memburuknya kinerja debitur juga membuat perbankan dihadapkan pada risiko meningkatnya angka Non Performing Loan," ujarnya.

"Akumulasi dari dampak-dampak seperti itu menyebabkan pendapatan bunga bank selama pandemi menjadi tidak optimal,” sebutnya.

Begitu halnya yang dialami Siti Choiriana, Direktur Bisnis Kurir dan Logistik PT Pos Indonesia (Persero). BUMN logistik yang sedang melakukan transformasi korporat, bisnis kurir dan logistic ini kewalahan menghadapi pandemi Covid-19.

Kondisi ini mengubah kebiasaan konsumen yang biasa datang ke kantor untuk berkirim barang menjadi menggunakan layanan online.

“Dampak pandemi antara lain meningkatnya penggunaan layanan pengiriman berbasis online, yang menimbulkan persaingan ketat bagi Pos Indonesia. Banyak pelanggan mencari pengiriman online yang lebih cepat dan efisien. Kondisi ini menyebabkan kami harus mampu bersaing dengan mereka untuk mempertahankan pelanggan kami,” kata Choirina.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat