androidvodic.com

Dukung Pengembangan UMKM Tekstil, Kelompok Mahasiswa Ini Sukses Ciptakan Mesin Eco-Pounding - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin

News, JAKARTA – Upaya mendorong industri tekstil yang digeluti pengusaha kecil menengah (UMKM) lebih berkembang terus diupayakan, antara lain melalui pembuatan peralatan penunjang kerja agar proses produksi tekstil makin efisien dan modern.

Salah satunya melalui terobosan pembuatan mesin eco-pounding untuk membantu proses pencetakan daun dan bunga pada kain dengan lebih efektif dan efisien.

Eco-pounding adalah salah satu teknik mencetak motif atau pola pada kain dari bahan-bahan alami, seperti daun dan bunga.

Baca juga: 80 Persen Lebih Alumni Kampus Vokasi Kementerian Perindustrian Terserap di Industri

Daun dan bunga yang dipukul dengan palu bersamaan dengan kain akan mengeluarkan pigmen yang kemudian tercetak di atas kain. Jenis, bentuk, warna dari daun dan bunga yang dipukul akan memberikan motif yang unik serta cantik pada sebuah kain yang kemudian dapat dijadikan produk baju, celana, kerudung, selendang, dan lain-lain.

Mesin eco-punding ini berhasil dibuat oleh sekelompok mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Sampoerna University yang kemudian diaplikasikan pada perajin tekstil berskala UMKM, Lenteng Agung Sejahtera (Lentera) di Jakarta Selatan.

Mesin eco-punding ini selanjutnya akan dapat membantu perajin tekstil meningkatkan volume produksi mereka. Dr. Farid Triawan, Ketua Program Studi Teknik Mesin Universitas Sampoerna menjelaskan, pembuatan mesin eco-pounding merupakan bagian dari komitmen universitas dalam menerapkan Tri-Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat, terutama dalam pengembangan dan pemberdayaan UMKM di Indonesia.

"Dalam proses eco-pounding, pekerjaan memukul palu pada kain sangatlah melelahkan dan memakan banyak waktu. Tantangan yang dihadapi oleh UMKM Lentera ini memberikan peluang bagi kami untuk menciptakan solusi inovatif yang dapat meringankan beban kerja mereka. Dosen-dosen dan mahasiswa kami pun berkolaborasi untuk menghasilkan mesin yang dapat mempercepat dan mempermudah pekerjaan para pengrajin, sehingga jumlah produksi dapat ditingkatkan," ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikutip Selasa, 3 Juli 2023.

Dia menjelaskan, pembuatan mesin eco-punding ini berbekal dari pengetahuan selama perkuliahan mahasiswa di kelas dan menjadi bagian dari tugas kuliah. Para mahasiswa diberi tugas merancang dan membuat mesin purwarupa yang dapat membantu proses eco-pounding.

Proses dimulai dari mencari ide-ide mekanisme dan bentuk mesin, melakukan analisis struktur mesin, mendesain fungsi mekatronik dan otomasi, sampai dengan membuat dan merakit mesin. Selama kurang lebih 4 bulan, akhirnya para mahasiswa berhasil menciptakan enam jenis mesin dengan desain dan mekanisme yang berbeda. Mesin-mesin ini kemudian dipamerkan kepada para dosen, mahasiswa dan perwakilan UMKM Lentera.

“Setiap mahasiswa harus dilatih agar mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama di perguruan tinggi dalam membantu kehidupan masyarakat. Hal ini merupakan juga salah satu tujuan dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan pemerintah,” ujar Farid dalam sesi pembukaan acara pameran.

Fatima Tasya, salah satu mahasiswi perwakilan dari pemenang mengungkapkan pengalamannya selama membuat mesin eco-pounding. “Tugas merancang dan membuat mesin eco-pounding ini merupakan salah satu tugas kuliah yang paling sulit, menegangkan, sekaligus terseru selama saya kuliah di Sampoerna University,” ujarnya.

Mahasiswa lainnya, yaitu Ramses yang berasal dari Provinsi Papua juga turut berujar, “tugas membuat mesin ini memberikan tantangan nyata bagi saya untuk mengaplikasikan beragam teori dari perkuliahan yang diharapkan bisa bermanfaat bagi masyarakat.”

Dalam pameran ini, dua buah mesin terpilih sebagai mesin dengan desain dan fungsi terbaik. Penilaian diberikan oleh perwakilan UMKM Lentera beserta dosen-dosen yang hadir pada hari itu.

“Saya melihat alat-alat ini berpotensi besar untuk dimanfaatkan para pengrajin eco-pounding di tempat kami. Selanjutnya, alat-alat ini perlu sedikit dimodifikasi mengikuti ukuran yang diperlukan oleh pengrajin,” ujar Sarmili, Pembina UMKM Lentera.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat