androidvodic.com

Jerman Waspadai Manuver Ekonomi Beijing, Industri Manufakturnya Makin Bergantung Pada China - News

News, JAKARTA - Jerman kini makin mewaspadai manuver dan strategi ekonomi global yang dijalankan Pemerintah China lantaran sektor industri Jerman terutama industri manufaktur kini semakin bergantung pada pasar China.

Sementara pada saat yang sama, ketergantungan China terhadap Eropa kini makin menyusut. Jerman kemudian menyusun strategi ekonomi baru menghadapi manuver ekonomi dan perdagangan China yang makin ekspansif.

Kamis (13/7/2023) kemarin kebijakan baru Pemerintah Jerman resmi terbut dan dirancang agar Jerman lebih mampu bersaing dengan China di bidang ekonomi dan perdagangan.

Pesan yang disampaikan Kanselir Jerman Olaf Scholz sangat tegas di cuitannya di Twitter.

"Tujuan kita bukan untuk berpisah (dari China), namun kita ingin mengurangi ketergantungan penting di masa mendatang. Jerman telah bereaksi terhadap China yang telah berubah dan menjadi lebih tegas," kata Olaf Scholz.

Dokumen kebijakan baru Pemerintah Jerman ini tebalnya mencapai 64 halaman. Menurut Reuters, kebijakan tersebut adalah hasil dari perdebatan berbulan-bulan di dalam Pemerintah Jerman atas strateginya terhadap China.

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan, kebijakan itu bertujuan untuk membuat Jerman bersikap lebih realistis dan tidak naif. Pada dasarnya, kebijakan ekonomi baru Jerman ini akan memantapkan keseimbangan antara dua kubu pemerintah yang berbeda.

Baerbock yang datang dari Partai Hijau mendorong adanya kebijakan yang lebih agresif dan ketat dengan tetap mempertimbangkan HAM. Sementara itu, kubu Scholz yang berasal dari Partai Demokrat Sosial mendukung sikap yang lebih ramah perdagangan. 

Jerman Makin Tergantung pada China

Dokumen kebijakan Pemerintah Jerman menyebutkan, saat ini ketergantungan China pada Eropa terus menurun, sementara ketergantungan Jerman pada China justru menjadi lebih tinggi dalam beberapa tahun terakhir.

Baca juga: Tanggapi Strategi China Dream Xi Jinping, Etnis Tionghoa Diajak Terus Bangun Indonesia

"Berlin sedang mengamati bagaimana China berusaha untuk mempengaruhi tatanan internasional agar sejalan dengan sistem satu partainya dan dengan itu mereka merelatifkan dasar-dasar tatanan internasional berbasis aturan, seperti status hak asasi manusia," tulis kebijakan itu.

Meskipun demikian, Jerman juga menyoroti potensi kerja sama yang lebih besar. Salah satu bagian menjelaskan bahwa tidak mungkin mengatasi krisis iklim tanpa bantuan China.

Bulan lalu, Berlin menuduh Beijing bertindak melawan kepentingan Jerman. China disebut menempatkan keamanan internasional di bawah tekanan yang meningkat dan mengabaikan HAM.

Baca juga: Amerika Tuduh China Intimidasi Kapal Filipina di Laut China Selatan

Laporan lain yang datang dari badan intelijen Jerman bahkan menyebut China sebagai ancaman terbesar dalam kaitannya dengan spionase ekonomi dan ilmiah, termasuk program investasi asing langsung di Jerman.

Catatan lain menyoroti ketakutan tentang industri Jerman yang semakin bergantung pada China. Raksasa seperti Volkswagen dan Siemens dalam beberapa bulan terakhir telah menguraikan strategi pertumbuhan yang sangat bergantung pada pasar China.

Baca juga: Pasang Surut Studi Tentang China, Kebangkitan RRC Perlu Kajian Kritis

Scholz menekankan bahwa Jerman tidak menghendaki pemisahan hubungan, tapi berusaha mengurangi risiko dari hubungan tersebut. Salah satu caranya adalah dengan mencari mitra tambahan. "Jerman berkomitmen untuk secara aktif memperluas hubungan ekonomi dengan Asia dan sekitarnya. Jerman tidak menginginkan pemisahan, kami ingin mengurangi risiko," pungkasnya.

Editor: Prihastomo Wahyu Widodo | Sumber: Kontan

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat