androidvodic.com

Tahun Politik Jadi Celah Industri Tekstil Bangkit dari Kontraksi - News

Laporan Wartawan News, Lita Febriani

News, JAKARTA - Industri tekstil dalam negeri sudah mengalami kontraksi sejak awal 2023 akibat tekanan pasar luar yang tengah mengalami pelemahan.

Selain itu, banyaknya kasus impor baju bekas ilegal dan banyaknya produk KW masuk ke Indonesia juga berpengaruh negatif ke pertumbuhan industri ini.

Akan tetapi, celah kebangkitan industri tekstil bisa diraih saat momentum tahun politik, dimana peluang kampanye dengan berbagai perlengkapannya bisa mendongkrak kinerja sektor tekstil.

Baca juga: Pengusaha Tekstil Lokal Keluhkan Maraknya Impor Pakaian Bekas, Sebagian Mulai Gulung Tikar

"Tahun politik positif, karena dengan banyaknya partai pasti meningkatkan produksi garmen kita dan itu berdampak ke hulunya, baik itu kain maupun benang. Saya yakin, optimis, di tahun politik ini justru jadi berkah di industri tekstil dan produk tekstil," tutur Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Ignatius Warsito, Senin (31/7/2023).

Jika diproyeksikan, dengan jumlah pada periode tahun politik sebelumnya dimana pemilih mencapai 110 juta orang, potensi menggenjot produksi cukup besar.

"Kalau kita lihat jumlah voter (pemilih) itu sekitar 110 juta tahun sebelumnya menurut data KPU. Itu tentu akan berdampak pada produksi kaos-kaos partai," jelasnya.

Dengan jumlah voter tersebut, Warsito memprediksi pertumbuhan industri tekstil akan jauh lebih baik didukung dengan momentum tahun politik.

"Dari pemilu sebelumnya saya pikir pertumbuhannya akan lebih baik, di mana dikonsolidasi dengan apa yang mereka harapkan. Di mana ada pemilihan Pilkada dan Pilpres, itu seru untuk di industri kita," ucapnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat