androidvodic.com

Saham Meroket, EV Vietnam Ternyata Lebih Bernilai dari Ford dan General Motors - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

News, HANOI - Saham produsen kendaraan listrik (EV) yang berbasis di Vietnam VinFast melonjak lebih dari 68 persen selama hari pertama perdagangan di Nasdaq pada Selasa lalu.

Perusahaan ini kini bernilai lebih dari 85 miliar dolar Amerika Serikat (AS), hampir dua kali lipat dari Ford atau General Motors (GM).

Menurut data Refinitiv, Ford dan GM masing-masing bernilai 48 miliar dolar AS dan 46 miliar dolar AS.

Sedangkan Tesla masih menjadi produsen mobil terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar, dengan nilai mencapai 739 miliar dolar AS, dan rival Chinanya yakni BYD berada pada posisi keempat dengan valuasi 93 miliar dolar AS.

Dikutip dari laman Russia Today, Kamis (17/8/2023), VinFast go public melalui Special Purpose Acquisition Company (SPAC) setelah menyelesaikan merger dengan Black Spade Acquisition yang terdaftar di AS.

Baca juga: Indonesia Pasar yang Sangat Menjanjikan Buat Mobil Listrik MG

Sahamnya ditutup pada 37,06 dolar AS pada Selasa lalu, 270 persen lebih tinggi dari harga IPO Black Spade Acquisition sebesar 10 persen pada 2021.

Pada penutupan Rabu kemarin, saham diperdagangkan tepat di atas 30 dolar AS.

Sebagai unit produsen mobil dari konglomerat Vietnam Vingroup, VinFast didirikan pada 2017.

Perusahaan ini telah membuka 122 ruang pamer secara global pada Juni lalu dan sedang membangun pabrik di North Carolinauntuk bersaing dengan produsen EV Tesla dan BYD di pasar AS, serta produsen mobil tradisional yang berfokus pada hibrida dan EV.

Pabrik baru tersebut diharapkan mulai beroperasi pada 2025, VinFast menyebut pabrik itu akan memproduksi hingga 150.000 kendaraan per tahun pada tahap pertama.

Baca juga: Erick Thohir Sebut Pabrik hingga Pembangkit Listrik Jadi Penyebab Buruknya Udara di Jakarta

Terkait bagaimana rencana VinFast untuk bersaing dengan pemain besar di pasar yang kompetitif seperti AS, Kepala Eksekutif perusahaan Le Thi Thu Thuy menjelaskan bahwa pihaknya optimis dapat ikut bermain di pasar AS karena semua kendaraan kini beralih ke EV.

"(Dengan) seluruh dunia dan AS khususnya beralih dari mesin pembakaran internal ke EV, ada ruang untuk semua orang," kata Thu Thuy.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat