androidvodic.com

Program Konversi Motor BBM ke Motor Listrik, Begini Nasib Mesinnya - News

Laporan Wartawan News, Dennis Destryawan

News, JAKARTA -- Pemerintah menargetkan sepeda motor listrik konversi terealisasi 50 ribu unit pada 2023. Bagaimana nasib mesin motor bahan bakar fosil setelah dikonversi?

Direktur Industri Kecil dan Menengah Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut Kementerian Perindustrian Dini Hanggandari berujar, pihaknya bekerja sama dengan Kementerian ESDM dalam program tersebut.

Kemenperin mengambil peran pada tahap pascakonversi. Lalu, lanjut dia, blok mesin sepeda motor yang dikonversi Kementerian ESDM diterima Kemenperin untuk dilebur.

Baca juga: Program Konversi Sepi Peminat, Pengamat Sarankan Ubah ke Metode Tukar Tambah

"Blok mesinnya dilempar ke kami untuk dilebur," ujar Dini di Jakarta, Rabu (22/11/2023).

Tujuan blok mesin bahan bakar fosil tersebut dilebur untuk menghindari mesin digunakan kembali setelah dilakukan konversi.

"Kalau begitu kan jadi percuma konversinya," ucap Dini.

Sebelumnya, Kementerian ESDM telah menjalankan program dengan sasaran personal. Misalnya, tiap pembelian motor listrik akan mendapat subsidi mencapai Rp7 juta per unit.

Tujuannya, insentif tersebut bisa meringankan biaya konversi bahan bakar minyak (BBM) ke motor listrik yang mencapai sekitar Rp14 juta per unit.

Tapi ternyata, minat masyarakat memiliki motor listrik masih sangat rendah. Awalnya, data Direktorat Jenderal (Ditjen) Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian ESDM menunjukkan setidaknya terdapat 5.628 peminat konversi motor listrik.

Baca juga: Subsidi Konversi ke Motor Listrik Naik Jadi Rp 10 Juta, Bisa Capai Target Akhir 2023?

Namun dalam perkembangannya terdapat 2.069 peminat yang mengundurkan diri dengan berbagai alasan.

Padahal, target konversi yang akan dicapai adalah 50.000 unit hingga akhir 2023. Salah satu hambatan adalah rata-rata harga motor listrik berkisar Rp11 juta--Rp20 juta dinilai masih mahal bagi sebagian besar masyarakat, walaupun sudah digelontorkan bantuan berupa subsidi dari pemerintah.

Selain itu, menurut Sekretaris Ditjen EBTKE Sahid Junaidi, ada juga tantangan dari sisi perilaku konsumen.

“Konversi ini kan mengubah budaya, perilaku, jadi memang persiapannya harus lebih bagus lagi. Jadi kalau target konversi 50.000 pada 2023 rasanya berat. Tapi kami ingin menyiapkan lagi,” ujar Sahid pada pertengahan September 2023.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat