androidvodic.com

Jokowi Ungkap Keluhan Pengusaha ke Bankir: Uang Makin Kering, Tolong Didorong Lagi Kreditnya - News

Laporan Wartawan News, Nitis Hawaroh

News, JAKARTA - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, pada pengusaha mengeluhkan peredaran uang kian mengering diantara pelaku-pelaku usaha.

Hal itu dia ungkapkan secara langsung didepan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, di Jakarta, Rabu (30/11/2023).

"Pak Gub saya mendengar dari banyak pelaku usaha ini kelihatannya kok peredaran uangnya makin kering di pelaku-pelaku" kata Jokowi dalam pidatonya, dikutip Kamis (30/11/2023).

Baca juga: Di Hadapan Bankir, Jokowi: Tak Perlu Khawatir Soal Pemilu, Jika Hangat dan Panas Itu Biasa

Jokowi pun berasumsi bahwa, hal itu terjadi lantaran untuk memakai pembelian Surat Berharga Negara (SBN), Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan Sekuritas Valuta Asing Bank Indonesia (SVBI).

"Jangan-jangan terlalu banyak yang dipakai untuk membeli SBN atau terlalu banyak yang dipakai untuk membeli SRBI atau SVBI. Sehingga yang masuk ke sektor riil menjadi berkurang," jelasnya.

Untuk itu, Presiden Jokowi meminta perbankan untuk pruden, serta meminimalisir pembelian SBN, SRBI dan juga SVBI agar sektor riil bisa lebih baik daripada tahun lalu.

"Kembali ke pertumbuhan ekonomi kita terjaga di kisaran 5 persen, dan saya saya mengajak seluruh perbankan harus prudent memang harus hati-hati tapi tolong lebih di dorong lagi kreditnya, terutama bagi UMKM," ucap dia.

"Jangan semuanya ramai membeli yang tadi saya sampaikan. Ke BI maupun SBN meski boleh-boleh saja tapi agar sektor riil bisa kelihatan lebih baik dari tahun yang lalu," sambungnya.

Meski begitu, Jokowi mengungkapkan bahwa pergerakan ekonomi nasional justru baik meski ditengah ketidakpastian dunia. Hal itu pun kerap kali dia sampaikan kepada kepala negara lain.

"Ini kalau kita bicara dengan kepala negara lain dengan presiden dengan perdana menteri kita bangga banget loh, dengan pertumbuhan ekonomi yang masih di kisaran 5 persen," ungkapnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat