androidvodic.com

Inggris di Ambang Jurang Resesi, Warga Keluhkan Harga Pangan yang Mahal - News

Laporan Wartawan News, Namira Yunia Lestanti

News, LONDON - Perekonomian Inggris terancam masuk ke jurang resesi usai Data Kantor Statistik Nasional (ONS) menunjukkan produk domestik bruto (PDB) mengalami kontraksi sebesar 0,1 persen pada kuartal III 2023.

Adapun kontraksi ini terjadi tak lama setelah Bank of England (BoE) mengambil langkah tak biasa dengan menurunkan suku bunga ke level terendah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

BoE menilai langkah dovish dengan memangkas suku bunga dapat memacu perekonomian Inggris di tengah ketegangan politik dan konflik di Timur Tengah, namun pasca kebijakan ini diterapkan ekonomi Inggris justru semakin melambat hingga PDB direvisi turun dibandingkan periode sebelumnya.

Baca juga: Perdagangan Nol, Ekonomi Israel Terjerumus ke Dalam Resesi Cuma dalam Dua Pekan

“Dengan dampak penuh dari suku bunga telah mempengaruhi perekonomian, kami pikir belanja konsumen akan semakin turun pada Q4 2023 dan Q1 2024,”ujar Ashley Webb, ekonom Inggris di Capital Economics,

Selain karena langkah dovish BoE, perlambatan ekonomi yang dialami Inggris terjadi akibat adanya kenaikan harga pangan. Dimana laju harga konsumen Inggris naik menjadi 3,9 persen pada bulan November, lebih tinggi bila dibandingkan dengan inflasi AS dan Zona Euro yang masing-masing hanya sebesar 3,1 persen dan 2,4 persen, dikutip dari CNN International.

Permasalahan ini muncul karena Inggris menjadi salah satu negara di Eropa yang menggantungkan kebutuhan pangan dari hasil Impor. Alhasil harga impor naik jauh lebih tinggi dibandingkan harga pangan dalam negeri, alasan itu yang membuat harga pangan selalu tinggi dan membebani rumah tangga warga Inggris.

Baca juga: Goldman Sachs Pangkas Peluang Resesi Amerika Serikat Seiring Tumbuhnya Optimisme Ekonomi

"Inggris mengimpor sekitar 50 persen makanannya, yang berarti menambah biaya transportasi tambahan, dan selain itu, biaya yang terkait dengan birokrasi Brexit untuk apa pun yang berasal dari UE," tuturnya.

Belum diketahui sampai kapan ancaman ini akan terus menghantui warga Inggris, namun sejumlah analis memperkirakan apabila Inggris akan masuk kedalam resesi resmi di awal tahun 2024 buntut PDB yang terus berkontraksi dan inflasi yang menunjukkan tanda-tanda kenaikan.

“Kontraksi perekonomian meningkatkan kemungkinan terjadinya resesi resmi di tahun baru,” tulis laporan Sophie Lund-Yates, analis ekuitas utama di Hargreaves Lansdown.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat