androidvodic.com

Investigasi Kecelakaan JAL di Bandara Haneda: Pesawat Penjaga Pantai Belum Boleh Lepas Landas - News

Laporan Wartawan News, Mikael Dafit Adi Prasetyo

News, TOKYO – Pihak berwenang Jepang terus menginvestigasi kasus kecelakaan pesawat Airbus A350900 Japan Airlines yang menabrak pesawat Penjaga Pantai Jepang di landasan pacu Bandara Internasional Haneda, Tokyo pada Selasa (2/1/2024) petang.

Menurut laporan terbaru menara pengawas Bandara Haneda, pesawat Japan Airlines yang terbang dari Sapporo telah diizinkan mendarat di landasan pacu, meski di saat yang sama pesawat turboprop Penjaga Pantai Dash-8 belum diizinkan lepas landas.

“Tidak ada indikasi dalam transkrip tersebut bahwa pesawat Penjaga Pantai telah diberikan izin untuk lepas landas,” ujar seorang pejabat dari biro penerbangan sipil Jepang.

Insiden tersebut menewaskan 5 dari enam orang crew dari pesawat Penjaga Pantai Jepang s setelah pesawat tersebut terbakar hebat.

Sementara seluruh penumpang pesawat Japan Airlines dilaporkan selamat.

"Kementerian Perhubungan menyampaikan materi yang obyektif dan akan sepenuhnya bekerja sama dengan penyelidik untuk memastikan mereka bekerja sama mengambil semua tindakan keselamatan yang mungkin dilakukan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa," kata Tetsuo Saito, Menteri Transportasi Jepang.

Baca juga: NHK: Keterangan Menara Kontrol dan Kapten Penjaga Pantai Berbeda tentang Tabrakan Japan Airlines

Kepolisian Kota Tokyo juga sedang menyelidiki apakah ada unsur kelalaian yang membuat terjadinya tabrakan antara dua pesawat tersebut.

“Polisi telah membentuk unit investigasi di bandara dan berencana untuk mewawancarai mereka yang terlibat,” ujar juru bicara Kepolisian Tokyo.

Masalah Keamanan Landasan Pacu

Belum lama ini, Flight Safety Foundation menyerukan tindakan global untuk mencegah kecelakaan yang terjadi di landasan pacu bandara.

“Meskipun ada upaya selama bertahun-tahun untuk mencegah kecelakaan, namun hal itu masih sering terjadi,” kata Hassan Shahidi, CEO Flight Safety Foundation dalam sebuah pernyataan.

“Risiko kecelakaan di landasan pacu merupakan kekhawatiran global, dan potensi konsekuensi dari pelanggaran tersebut sangat parah,” sambungnya.

Yayasan yang bermarkas di Washington, Amerika Serikat ini menemukan bahwa gangguan dalam komunikasi dan koordinasi dapat berperan dalam kecelakaan atau nyaris kecelakaan di landasan pacu.

Baca juga: Spesifikasi Bombardier DHC8-300 yang Tabrakan dengan Airbus A350 Japan Airlines di Haneda

Namun kurangnya peralatan elektronik untuk menghindari tabrakan di landasan pacu, dibandingkan di udara, di mana perangkat lunak untuk memicu penghindaran telah tersedia sejak 1980an, juga menjadi perhatian.

“Banyak insiden serius yang bisa dihindari melalui teknologi kesadaran situasional yang lebih baik yang dapat membantu pengontrol lalu lintas udara dan pilot mendeteksi potensi konflik di landasan pacu,” kata Shahidi.

Baca juga: Spesifikasi Airbus A350 Japan Airlines yang Terbakar di Bandara Haneda Tokyo

Meskipun tabrakan pesawat di landasan pacu yang mengakibatkan cedera atau kerusakan jarang terjadi, potensi korban jiwa termasuk yang tertinggi dibandingkan kategori lainnya dan kejadian nyaris celaka lebih sering terjadi.

Tabrakan antara dua pesawat Boeing 747 di Tenerife pada 1977, yang menewaskan 583 orang, masih menjadi kecelakaan penerbangan paling mematikan di dunia saat ini.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat