androidvodic.com

10 Bulan Diresmikan Luhut, Produsen PET Daur Ulang Nasional Tembus Pasar Eropa - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Hasiolan Eko Purwanto

News - Produsen Polyethylene Terephthalate (PET) daur ulang nasional, PT Amandina Bumi Nusantara berhasil menembus pasar Eropa sejak perusahaan ini diresmikan beroperasi oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan 10 bulan lalu

Suharji Gasali, Managing Director PT Amandina Bumi Nusantara, menyatakan satu di antara startegi keberhasilan pihaknya antara lain dengan mitra bahan baku.

Menggandeng Yayasan Mahija Parahita Nusantara, perusahaan bersama-sama menjalankan konsep pengumpulan bertanggung jawab melalui 30 mitra pengumpul botol bekas di seluruh Indonesia dan mampu memproses 31.500 ton botol PET bekas atau setara dengan 1,5 miliar botol setiap tahunnya.

Dia menambahkan, pencapaikan ini sejalan dengan misi pihaknya untuk menjadi pelaku utama dalam gerakan global menuju keberlanjutan dan ekonomi sirkular.

"Ini membawa harapan positif bagi industri daur ulang di Indonesia," ujarnya.

Dia mengatakan, perusahaan telah menunjukkan komitmen dalam mencapai misi berkelanjutan melalui berbagai langkah strategis antara lain; sebagai pabrik daur ulang rPET pertama yang berhasil memenuhi Standar Nasional Indonesia untuk sistem manajemen kualitas, meraih standar ISO 9001, serta membuktikan bahwa kualitas produk daur ulang yang diproduksi oleh Amandina mampu diterima oleh pasar Eropa.

Dia juga menyatakan komitmen pihaknya untuk mendukung industri hijau dengan menggunakan solar panel sebesar 1 Mwp yang dapat mengurangi karbon emisi sebesar 1,017 metric tons dalam proses produksi di pabrik di tahun pertama.

Mengusung tagline “Dari Botol Jadi Botol”, Suharji Gasali menjelaskan pihaknya tidak hanya memproses botol plastik PET (Polyethylene Terephthalate) pasca konsumsi menjadi resin Recycled PET yang dapat digunakan langsung untuk kemasan makanan dan minuman (food-contact approved).

Baca juga: Amandina Jadi Pionir Implementasi SNI 8424:2017 untuk Resin PET Daur Ulang

"Hal ini juga memiliki peran krusial dalam menciptakan lingkungan yang berkelanjutan dan mengurangi dampak dari limbah plastik, serta jejak karbon lebih rendah dari jenis kemasan lainnya," katanya.

Integrasi Stakeholder Sampah Plastik dari Hulu ke Hilir

Berdasarkan data dari Sustainable Waste Indonesia pada 2022, tingkat daur ulang (recycle rate) sampah plastik di Indonesia baru menyentuh angka tujuh persen, dengan plastik jenis PET mencapai 75 persen tingkat daur ulang.

Baca juga: Circulate Capital Bangun Infrastruktur Daur Ulang Plastik di Indonesia

KLHK melalui Permen LHK Nomor 75 Tahun 2019 telah mencetuskan Peta Jalan pengurangan sampah oleh produsen dengan menargetkan pengurangan sampah hingga sebesar 30 persen pada 2030.

Data World Bank di tahun 2021 menunjukkan, Indonesia memproduksi sampah plastik sekitar 7,8 juta ton setiap tahun. Dari angka ini, ada 4,9 juta ton sampah plastik yang tidak dikelola dan menjadi limbah lingkungan.

"Tiga tantangan pengelolaan plastik paska konsumsi antara lain rate plastik daur ulang baru mencapai 7 persen, pengolahan plastik daur ulang yang masih terpusat di Jawa dan minimnya pendekatan daur ulang yang mendorong perubahan perilaku konsumen,” kata Suci Lestari Yuana, Dosen dan Peneliti di bidang Ekonomi Sirkular Universitas Gadjah Mada,

Suci Lestari juga menambahkan, penguatan industri daur ulang perlu dilakukan untuk menjawab ketiga tantangan ini.

Salah satunya dengan mendorong konektivitas dan integrasi antara stakeholder sampah plastik dari hulu ke hilir, dari bank sampah ke pabrik daur ulang.

Selain itu, upaya integrasi ekosistem industri daur ulang domestik bisa memberi kesempatan bagi para pekerja informal di industri sampah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat