androidvodic.com

Pengamat Minta Komitmen Para Capres Kembangkan Potensi Energi Hijau - News

Laporan Wartawan News, Ismoyo

News, JAKARTA - Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mendorong para Calon Presiden untuk dapat membeberkan rencana pengembangan energi baru dan terbarukan, jika nantinya terpilih untuk memimpin di periode 2024-2029.

Menurut Fahmy, transisi energi merupakan program yang sangat penting. Mengingat sumber energi berbasis fosil kian berkurang ketersediaannya.

"Perlunya kebijakan tentang krisis energi. Yang saya maksud itu energi fosil yang sudah selama ini kita gunakan semakin menurun produksinya," papar Fahmy saat dihubungi Tribunnews, Kamis (11/1/2024).

"Maka strateginya apa kalau misalnya harus beralih ke Green Energy. Apa yang harus dilakukan," sambungnya.

Fahmy melanjutkan, Indonesia merupakan negara yang dianugerahi berbagai sumber energi hijau.

Diantaranya seperti energi surya, air, angin, hingga sumber energi yang berasal dari bahan bakar nabati.

Meski dikaruniai berbagai macam sumber daya, namun nyatanya Indonesia belum dapat memaksimalkan potensi yang ada.

Salah satu tantangannya adalah terkait penerapan teknologi.

"Green energy ini meskipun kita punya resource yang besar dari berbagai sumber, tapi kita punya enggak teknologinya? kita punya dananya? sehingga bisa mengupayakan untuk menghadirkan energi ini," papar Fahmy.

Tak hanya soal pemanfaatan energi hijau, Fahmy juga meminta para Capres turut menyoroti proyek gasifikasi batubara.

Baca juga: Ini Pilihan Energi Hijau dan Reduksi Emisi Karbon untuk Dukung Transisi Energi Berkelanjutan

Diketahui, produk batubara bisa diubah menjadi Dimethyl Ether (DME) melalui proses gasifikasi, yang akan bisa digunakan sepagai pengganti Liquefied petroleum gas (LPG), dengan konsumen yang sudah ada.

Saat ini proyek gasifikasi belum berjalan, lantaran belum ada perusahaan mitra yang bersedia ikut serta didalamnya.

Baca juga: Anies Baswedan Soroti Proses Transisi ke Energi Terbarukan yang Tak Sederhana

"Masalahnya kita enggak punya teknologi dan tidak punya pendanaan. Ada juga dalam hal gasifikasi batubara kita belum bisa melanjutkan," pungkasnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat