androidvodic.com

Menperin Agus Gumiwang Minta Industri Modifikasi Mulai Bergerak Kurangi Emisi - News

Laporan Wartawan News, Lita Febriani

News, JAKARTA - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita meminta pelaku usaha di industri modifikasi ikut berperan menurunkan emisi karbon yang sudah dicanangkan pemerintah.

"Kami mendorong pelaku usaha bengkel konversi kendaraan listrik untuk mendukung industri otomotif berbasis elektrifikasi. Tentu ini juga tantangan bagi modifikator untuk membantu Indonesia menurunkan emisi," tutur Agus dalam Press Conference Pre Event Saber Great of Indonesia ke Osaka, Jepang, Jakarta, Rabu (24/1/2024).

Baca juga: Menperin Agus Gumiwang Keluhkan Kebijakan Penerapan HGBT dan Pengendalian Impor Tak Berjalan Baik

Menperin menambahkan, industri kreatif otomotif ini memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan, termasuk di segmen elektrifikasi.

"Industri modifikasi ini punya potensi ekonomi yang cukup tinggi. Oleh sebab itu bisa mendorong dan dikembangkan," ucap Agus.

Founder National Modificator and Aftermarket Association (NMAA) Andre Mulyadi, menyatakan sesuai dengan arahan Menperin, asosiasi mulai menyediakan ruang pamer khusus kendaraan listrik konversi.

"Tahun lalu kita membuat area khusus untuk modifikasi EV. Jadi ada mobil konversi atau mobil EV modifikasi. Harapannya tentu teman-teman modifikator nggak cuma modif estetika saja, tetapi juga bisa melakukan konversi," jelasnya.

Baca juga: Menperin Agus Gumiwang: Indonesia Harus Mengejar Ketertinggalan Rasio Kewirausahaan

Anggota NMAA sendiri sudah banyak yang bisa mengubah kendaraan berbahan bakar bensin ke kendaraan berpenggerak listrik atau konversi.

Akan tetapi, biaya konversi untuk kendaraan khususnya roda empat yang masih terbilang mahal menjadi faktor penghambat.

"Kalau saat ini masih mahal di baterai, karena belum ada di lokal. Jadi itu yang bikin konversi dibandingkan modifikasi mesin biasa harganya jadi lebih mahal. Mungkin dengan motor yang kecil saja masih butuh Rp 100 jutaan itu konversi. Itu yang mungkin jadi menghambat, karena harga baterai sangat mahal," terangnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat