androidvodic.com

Imbas Anjloknya Harga Komoditas, Neraca Perdagangan RI Tahun Ini Diprediksi Lebih Rendah - News

Laporan wartawan News, Endrapta Pramudhiaz

News, JAKARTA - Neraca perdagangan Indonesia pada tahun ini diprediksi akan lebih rendah. Hal itu akibat dari harga komoditas yang disebut masih akan mengalami penurunan pada tahun ini.

Chief Economist Mandiri Sekuritas Rangga Cipta mengatakan, 60 persen dari ekspor Indonesia adalah komoditas, sehingga berdampak pada neraca perdagangan RI.

Sementara itu, dia bilang harga minyak dunia per barel tahun ini masih akan bertahan di kisaran 83 dolar Amerika Serikat (AS) per barel. Indonesia merupakan negara yang banyak mengimpor minyak.

Baca juga: Kinerja Neraca Perdagangan Indonesia di Oktober 2023 Surplus 3,48 Miliar Dolar AS

"Kita melihat neraca dagang akan lebih rendah di 2024 dibandingkan 2023 dengan tadi asumsi bahwa harga komoditas yang kita ekspor akan turun, sementara minyak akan stay di kisaran 83 dolar per barel," katanya dalam konferensi pers di Menara Mandiri, Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (29/1/2024).

Ia mengatakan, harga komoditas yang sudah turun sepanjang 2023 akan tetus turun di awal tahun ini dan bisa rebound ketika permintaan global mulai pulih.

"Ketika saya berbicara harga komoditas, itu berarti harga komoditas yang Indonesia ekspor termasuk batubara, CPO, nikel," ujar Rangga.

Adapun Badan Pusat Statistik mencatat, neraca perdagangan RI pada akhir tahun 2023 atau di Desember surplus sebesar 3,31 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

Baca juga: RI Surplus Neraca Perdagangan 40 Bulan Berturut-turut, Tembus 3,13 Miliar Dolar AS di Agustus 2023

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Pudji Ismartini mengatakan, nilai tersebut menambah catatan panjang surplus neraca perdagangan RI sepanjang 44 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Meski demikian, neraca perdagangan RI selama 2023 lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Secara komulatif hingga Desember 2023, neraca perdagangan RI sebesar 36,93 miliar dolar AS atau menurun 17,52 miliar dibandingkan tahun 2022 sebesar 54,46 miliar dolar AS.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat