androidvodic.com

PDB Nasional Diproyeksikan Tetap Tumbuh Jelang 14 Februari - News

-Pemungutan Suara Pemilu Dongkrak Konsumsi Rumah Tangga

-Inflasi Stabil Volatilitas Ekonomi Global Perlu Diwaspadai

News - PT Mandiri Sekuritas anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memproyeksikan angka pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sekitar 5,1 persen di 2024.

Tren positif itu didorong beberapa faktor-faktor seperti konsumsi rumah tangga dan inflasi.

Pemilihan Umum (Pemilu) yang akan diselenggarakan pada 14 Februari 2024 akan mendorong sekror konsumsi rumah tangga meski investasi berpotensi sedikit melambat karena menunggu hasil pemilu dan arah kebijakan di masa depan.

Chief Economist Mandiri Sekuritas Rangga Cipta mengatakan pihaknya tetap optimis akan pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia di tahun Pemilu 2024.

Baca juga: Sri Mulyani: APBN 2023 Defisit Rp 700 Miliar dari PDB di Oktober 2023

“Kami melihat Pemilu akan berdampak positif bagi ekonomi nasional terutama kenaikan pertumbuhan konsumsi rumah tangga,” kata Rangga di Menara Mandiri Jakarta, Senin (29/1/2024).

Namun demikian, beberapa hal seperti sikap menunggu hasil Pemilu dari para investor dan volatilitas ekonomi global perlu diwaspadai.

Mandiri Sekuritas memproyeksikan inflasi di 2024 tetap stabil di sekitar 3,2 persen dan suku bunga Bank Indonesia (BI) turun sebesar 75bp ke 5,25 persen.

Sedangkan nilai tukar Rupiah diperkirakan menguat ke level Rp14.900 secara rata-rata, namun masih dipengaruhi volatilitas ekonomi global di kuartal I-2024.

“Untuk pasar saham, Mandiri Sekuritas memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mencapai 7,640 di 2024,” ungkapnya.

Sentral bank di berbagai negara telah menaikkan tingkat suku bunga sebesar 250-525 bps dalam sekitar 2 tahun belakangan yang menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

Indonesia yang termasuk dalam ASEAN-5 diproyeksikan masih tetap tumbuh secara resilien di tengah volatilitas global.

Head of Equity Analyst and Strategy Mandiri Sekuritas Adrian Joezer mengatakan, di tengah pelemahan pertumbuhan laba bersih perusahaan oleh karena kebijakan moneter yang ketat, potensi penurunan suku bunga akan menopang perbaikan pertumbuhan di Semester 2 2024.

Baca juga: Pembuangan Limbah Nuklir Fukushima Bikin Ekonomi Jepang Deflasi, PDB Susut 0,2 Persen

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat