androidvodic.com

Pengamat: Industri Media Massa Global Hadapi Tantangan Era Disrupsi Digital - News

Laporan Wartawan News, Reynas Abdila

News, JAKARTA - Pengamat Komunikasi Agus Sudibyo mengatakan saat ini industri media massa di dunia tengah menghadapi tantangan era disrupsi digital.

Hal itu disampaikan dalam diskusi yang digelar Kementerian Kominfo dengan fokus soal bagaimana cara mempertahankan peran media dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional 2024.

Menurut Agus, dunia jurnalisme saat ini tengah menghadapi tantangan berat dengan terimplementasinya algoritma di internet.

Baca juga: Jelang Pemilu 2024, Wapres Maruf Amin Minta Media Massa Jaga Integritas

Mesin pencari saat ini didominasi oleh sederet platform digital, termasuk Facebook, Apple, dan Microsoft.

Argumen mengenai keadaan media massa itu didasarkan dari dua asumsi yaitu dualitas institusi sosial dan ekonomi.

Keduanya, menurut Agus, saling berpengaruh satu sama lain dalam keberlangsungan ekosistem media massa baik itu skala nasional maupun global.

"Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya, di mana beberapa perusahaan dapat menguasai berbagai sektor terutama ekosistem media massa di hampir di seluruh dunia terutama di Indonesia," papar Agus, Kamis (1/2/2024).

Karena itu, media massa, khususnya online jika ingin tetap bertahan dan mendapat pemasukan dari iklan harus mengikuti algoritma yang dimonopoli oleh platform tersebut.

Sedangkan, media konvensional hanya bermain dalam ekosistem yang sangat kecil.

Sementara, mengenai konten, alih-alih menyajikan informasi yang bermutu, media massa saat ini justru juga ikut mengambil sumber dari media sosial.

Sehingga peristiwa yang diwartakan hanya sebatas pemberian informasi yang sebenarnya bisa ditemukan di medsos.

"Saat ini 58 persen iklan media digital itu dikuasai oleh Google, lalu 2,4 persen dikuasai Meta. Jadi media konvensional hanya bermain di area 18 persen atau sisanya,” urainya.

“Hal ini juga hampir sama dengan apa yang terjadi di Indonesia," jelas Agus.

Dia mengungkap salah satu kiat untuk membendung monopoli tersebut adalah dengan menggunakan sistem langganan bagi pembaca.

Hal ini agar media massa tidak dapat didikte oleh trafik iklan yang kini dikuasai oleh platform tersebut.

Selain itu, proses pendalaman materi pun perlu diolah agar menjadi berita yang bernas saat dibaca publik.

Alih-alih hanya mengedepankan jurnalisme dasar, wartawan juga dapat mengeksplorasi tulisan agar nantinya menjadi identitas penulis atau media yang bersangkutan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat