androidvodic.com

Faisal Basri Sebut Prabowo Norak Miliki Keinginan Bangun Pabrik Ponsel di Indonesia, Ini Sebabnya - News

Laporan wartawan News, Endrapta Pramudhiaz

News, JAKARTA - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Faisal Basri menilai rencana calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto membangun pabrik ponsel tak tepat.

Faisal mengatakan kalau rencana tersebut norak karena jika memang dibangun pabrik ponsel, bahan bakunya 99 persen akan berasal dari luar negeri alias impor.

"Norak banget kita bikin pabrik HP 100 persen di Indonesia, tapi 99 persen bahan bakunya impor. Itu yang bakal terjadi di era Prabowo kalau diterapkan," katanya dalam diskusi publik INDEF di Jakarta, Senin (5/2/2024).

Baca juga: Prabowo Janji Buat Sekolah Unggulan Hingga Pesta Besar di Sulawesi Utara Jika Menang Pilpres

Menurut Faisal, membuat ponsel tidaklah mudah. Terlebih, Indonesia tak memiliki bahan baku dari sejumlah komponen yang ada di dalam ponsel.

"Memang bikin HP gampang? Chip-nya dari mana? Enggak ada kita. Layarnya? Enggak ada. China aja enggak punya apalagi Indonesia," kata Faisal.

"Layarnya sebagian besar dari Korea. Chips-nya sebagian besar dari Taiwan. Nah, jadi dunia ini hidup dalam global supply chain," sambungnya.

Jika kelak pabrik HP yang disebut Prabowo terjadi, Faisal bilang hal itu sama saja dengan tidak membangun industri. Harga HP juga disebut akan mahal.

"Nanti dibagi lah petani dikasih HP, PNS kasih hp gitu-gitu dan lebih mahal karena apa? Karena 99 persen bahan bakunya impor karena dia tidak membangun industri," ujar Faisal.

Sebelumnya, Calon presiden RI (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto menyatakan, Indonesia sangat terbuka kemungkinan untuk membangun sendiri pabrik gagdet atau ponsel di dalam negeri.

Pernyataan itu disampaikan Prabowo dalam debat capres terakhir yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) saat merespons pertanyaan panelis debat.

Adapun dalam pertanyaan tersebut, pasangan calon dimintai komitmennya untuk membuat kedaulatan manufaktur telekomunikasi dan teknologi informasi di Indonesia.

Hal itu merujuk pada angka impor ponsel di Indonesia pada tahun 2023 yang mencapai Rp30 triliun padahal pembangunan pabrik gagdet hanya butuh dana investasi Rp500 miliar atau setengah triliun rupiah.

"Kalau saya selalu solutif dan tindakan, kalau memang hanya setengah triliun perlu kehendak politik, ya bangun itu pabrik segera," kata Prabowo dalam pernyataannya, Minggu (4/2/2024).

Akan tetapi kata dia, bicara teknologi maka harus juga dipersiapkan soal sumber daya manusianya.

Oleh karenanya menurut Menteri Pertahanan RI (Menhan) tersebut, Indonesia sudah saatnya mendidik seluruh generasi penerus di dalam sektor teknologi, engineering dan science.

Sektor tersebut yang menurut dia, bisa menjadikan Indonesia sejajar dengan negara maju lainnya dalam hal pembanguan infrastruktur teknologi.

"Kedua masalah teknologi selalu berurusan dengan sumber daya manusia, kita harus sekarang mendidik anak-anak kita lebih banyak di bidang science, engineering, dan matematik ini sangat mutlak baru kita bisa bersaing. Kalau kita tidak punya awaknya gimana?" ujar Prabowo.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat