androidvodic.com

Program Makan Gratis Dikabarkan Bakal Pangkas Subsidi BBM, Ekonom Minta Perhitungan yang Cermat - News

Laporan Wartawan News, Ismoyo

News, JAKARTA - Beredar kabar yang menyebutkan program makan siang dan susu gratis yang diusung Capres-Cawapres Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka, nantinya akan memangkas subsidi BBM.

Diketahui, untuk merealisasikan program tersebut membutuhkan anggaran yang tak kecil, sehingga perlu mencari sumber pendanaan.

Pengamat Ekonomi dari Indonesia Strategic and Economic Action Institution, Ronny P Sasmita mengungkapkan, jika nantinya pemangkasan anggaran subsidi BBM benar-benar dilakukan, maka keputusan dan perhitungannya harus dipikirkan secara matang.

Baca juga: Program Makan Siang Gratis Dikritik, Begini Tanggapan Gibran

"Sebenarnya sah-sah saja menemukan sumber pendanaan untuk program baru dari pengurangan subsidi energi, selama terlebih dahulu dilakukan perhitungan dengan cermat di satu sisi dan mempertimbangkan aspirasi publik di sisi lain," ucap Ronny dalam pernyataannya kepada Tribunnews, Sabtu (17/2/2024).

"Toh memang dari sisi fiskal, subsidi energi menyedot anggaran yang tidak sedikit. Pun seperti kada Edy Suparno (Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran) sendiri, dari beberapa kajian, peluang tidak tepat sasarannya cukup tinggi," sambungnya.

Namun, lanjut Ronny, perlu juga diingat bahwa BBM dan energi khususnya yang disubsidi umumnya adalah barang publik.

Di mana barang publik jika dilihat dari sisi multiplayer effectnya, cukup sensitif terhadap kenaikan harga jual.

Jadi intinya, jika mau dikurangi subsidinya, perlu dilakukan secara terukur dengan managemen risiko yang juga terukur. Terutama dari sisi multiplayer effect nya ke bidang lain.

"Akibatnya bisa mendongkrak harga-harga lain, terutama harga komoditas pokok yang disebabkan oleh kenaikan biaya transportasi, atau harga pupuk, pun harga-harga barang yang lain," papar Ronny.

Baca juga: Eddy Soeparno TKN Luruskan Kabar Program Makan Siang dan Susu Gratis Bakal Pangkas Subsidi BBM

"Termasuk harga layanan umum dan harga utlititas lain, seperti transportasi publik yang berbasiskan bahan bakar BBM," pungkasnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat