androidvodic.com

Sandiaga Uno Ungkap Sederet Tantangan RI Adakan Konser Berkelas Secara Rutin Seperti Taylor Swift - News

Laporan Wartawan News, Ismoyo

News, JAKARTA - Beberapa waktu lalu, publik menyoroti terselenggaranya konser musik diva asal Amerika Serikat, Taylor Swift, di Singapura.

Diketahui, konser musik Taylor Swift telah memberikan kontribusi berupa perputaran nilai ekonomi untuk negara tersebut hingga triliunan rupiah.

Menariknya, cukup banyak warga negara Indonesia yang rela hadir dan merogoh kocek cukup mahal demi menonton penampilan diva AS tersebut.

Lalu, kenapa Indonesia tidak menyelenggarakan konser Taylor Swift di Tanah Air? Atau jarang menyelenggarakan konser-konser musisi terkenal dunia?

Baca juga: Perputaran Ekonomi Konser Taylor Swift Tembus Ratusan Triliun, Anggota DPR Beri PR ke Menparekraf

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, terdapat sejumlah tantangan bagi Indonesia dalam melakukan penyelenggaraan konser besar musisi-musisi ternama dunia.

Pertama, Sandi menyebut Indonesia harus memiliki venue berkelas dunia untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan acara-acara besar.

"Kami mencatat dampak ekonomi konser musik ini memang sangat besar, tapi kita melihat banyak PR dengan venue kita," papar Sandi dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR RI, di Gedung DPR-MPR RI, Jakarta, Rabu (13/3/2024).

"Belajar dari kemarin suksesnya konser Coldplay dan catatan mengenai Ed Sheeran bahwa kita mungkin (harus) punya satu venue yang memang world class, 1 atau 2 venue," sambungnya.

Lalu selanjutnya, kendala penyelenggaraan konser besar adalah mulai dari perizinan, infrastruktur penunjang, hingga dana pendampingan.

Diketahui, Pemerintah Indonesia saat ini tengah menyiapkan Indonesia Tourism Fund sebagai penyedia dana pendamping dan insentif bagi pelaku parekraf di Tanah Air.

Insentif ini nantinya tidak terbatas pada penyelenggaraan konser musik saja, namun juga untuk penyelenggaraan event kebudayaan dan olahraga.

"Kita juga punya PR mengenai perizinan, infrastruktur, konektivitas dan juga dana pendampingan. Karena beberapa negara Jepang, Singapura dan Australia itu menyiapkan dana pendampingan karena dampak ekonominya sangat besar," pungkasnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat