androidvodic.com

BCA Life Raup Premi Rp1,6 Triliun di 2023, Aset Naik 23 Persen - News

Laporan Wartawan News Eko Sutriyanto

News, JAKARTA - BCA Life membukukan pendapatan premi sebesar Rp1.6 triliun di 2023, tumbuh signifikan sebesar 15 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan tahun 2022.

Selain itu, anak perusahaan dari PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berhasil mencatatkan laba komprehensif sebesar Rp71,22 miliar, tumbuh kuat sebesar 38 persen yoy.

Dengan total nasabah tertanggung mencapai 454.968 jiwa, BCA Life sukses memenuhi kewajibannya untuk membayarkan klaim dan manfaat sebesar Rp737,61 miliar, meningkat 13 persen yoy sejalan dengan total uang pertanggungan yang mencapai Rp112,2 triliun.

Christine Setyabudhi, Presiden Direktur & Chief Executive Officer (CEO) BCA Life, mengatakan, pihaknya juga mempertahankan posisi keuangan yang kuat untuk mendukung keseluruhan operasional bisnis dengan rasio pencapaian tingkat solvabilitas (risk-based capital/RBC) sebesar 436,6 persen jauh di atas ketentuan minimum dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni sebesar 120%.

"Total aset BCA Life mengalami peningkatan positif menjadi Rp2,87 triliun, tumbuh 23% yoy sejalan dengan total investasi yang bertumbuh," katanya.

Hal itu juga didukung cadangan teknis kuat sebesar Rp2,01 triliun dimana naik 28% yoy semakin memantapkan posisi Perseroan untuk mengarungi tahun 2024 yang penuh tantangan.

Christine mengatakan kinerja keuangan di tahun 2023 yang sehat dan terjaga kuat, serta momentum pertumbuhan ekonomi yang terus berlanjut, ditambah dengan tingkat kesadaran masyarakat untuk memiliki asuransi diharapkan dapat menjadi pijakan kuat bagi BCA Life dalam rangka kembali mencapai target positif di tahun 2024.

Baca juga: Riset: 68 Persen Masyarakat Indonesia Ingin Punya Asuransi Keluarga untuk Hindari Risiko Kesehatan

“Dengan bekal capaian kinerja keuangan yang positif selama beberapa tahun terakhir, kami optimis dapat mempertahankan kinerja baik di tahun ini dengan mempersiapkan strategi bisnis yang tentunya mengedepankan kebutuhan dan kepentingan nasabah untuk mencapai target yang telah ditetapkan," katanya.

Baca juga: Potensi Pasar Asuransi Jiwa Syariah Besar Tapi Kurang Tergarap Optimal, Ini Faktor Penyebabnya

Menurutnya, saat ini kondisi pasar belum stabil dan isu geopolitik yang memperlambat pemulihan ekonomi.

"Kami yakin pasca pemilu damai pemerintahan yang baru dapat memberikan sentimen positif bagi perindustrian asuransi jiwa tanah air," kata dia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat