Hujan Deras, Kecepatan Whoosh Melambat Jadi 40 Kilometer per Jam - News
Laporan Wartawan News, Nitis Hawaroh
News, JAKARTA - Perjalanan Kereta Cepat Whoosh rute Stasiun Padalarang-Stasiun Halim sempat melambat hingga menyentuh 40 kilometer (km) per jam pada Kamis (25/4/2024).
Salah satu penumpang KA Whoosh yang enggan disebutkan namanya mengatakan, perjalanan KA mulai melambat imbas hujan deras yang menyelimuti wilayah Bandung Barat pada Kamis sore.
Baca juga: Viral Video Tunjukkan Genangan Air di Dalam Whoosh, KCIC: Tidak Ada Kebocoran
Dia mengatakan, mulanya perjalanan KA Whoosh berjalan normal. Namun ditengah perjalanan tiba-tiba melambat hingga 40 km/jam. Bahkan hal itu diumumkan announcer kereta dalam perjalanan.
Sehingga, jadwal kedatangan di Stasiun Halim yang seharusnya pukul 17.40 WIB menjadi 18.30 WIB.
"Tadi ada pengumuman untuk keamanan maka kecepatan diturunkan," katanya saat dihubungi Tribunnews, Kamis.
Dia mengatakan, saat perjalanan KA Whoosh sampai di Stasiun Karawang kecepatan kereta kembali normal. Hal ini pun disiarkan announcer kereta.
"Rugi waktu. Tapi apabila untuk keselamatan maka tidak apa-apa," jelasnya.
Baca juga: Penumpang Whoosh Meningkat Hingga 30 Persen, Dalam Sehari Lakukan 52 Perjalanan
Untuk diketahui Tribunnews sudah mengonfirmasi pihak PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) terkait hal ini. Namun, hingga berita ini dimuat, pihak KCIC belum memberikan respons.
Terkini Lainnya
Perjalanan Kereta Cepat Whoosh rute Stasiun Padalarang-Stasiun Halim sempat melambat hingga menyentuh 40 kilometer
Banyak Orang Indonesia ke Luar Negeri, Permintaan Cetak Paspor Naik 3 Kali Lipat
BERITA REKOMENDASI
Mau Libur Lebaran Naik Kereta Cepat Whoosh? Begini Aturan Bagasinya
BERITA TERKINI
berita POPULER
Rupiah Melemah Tembus Rp 16 Ribu, Mendag Zulkifli Hasan: Tidak Perlu Khawatir
Permintaan Penambahan Sumber Dana Koperasi Tinggi, LPDB: Pengajuannya Gratis dan Online
Gelar Silaturahmi Bersama Nasabah, KB Bank Wujudkan Sinergi yang Solid dalam Layanan Perbankan
BRI: Keputusan BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Pilihan Tepat
Reduksi Emisi Gas Rumah Kaca, Penggunaan Bahan Bakar Alternatif Ditingkatkan Industri Semen