androidvodic.com

Morgan Stanley Turunkan Peringkat Saham Indonesia, Khawatir Arah Kebijakan APBN Pemerintahan Baru - News

Laporan Wartawan News, Nitis Hawaroh

News, JAKARTA - Lembaga keuangan Amerika Serikat (AS) Morgan Stanley menurunkan peringkat saham di Indonesia menjadi 'underweight' untuk pasar Asia dan emerging markets.

Pemicu penurunan peringkat saha itu adalah khawatir terhadap arah kebijakan fiskal dalam waktu dekat oleh pemerintahan baru, yaitu presiden terpilih yakni Prabowo Subianto dan wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka.

Mengutip Kompas, peringkat underweight menunjukan bahwa Morgan Stanley memproyeksi saham dengan peringkat itu akan berkinerja lebih buruk daripada rata-rata saham di sektor yang sama atau pasar secara keseluruhan.

Baca juga: Direksi BRI Ramai-ramai Borong Saham BBRI, Bentuk Optimisme terhadap Kinerja Perseroan

"Kami melihat ketidakpastian jangka pendek terkait arah kebijakan fiskal ke depan," kata alhi strategi Morgan Stanley dikutip Jumat (14/6/2024).

Morgan Stanley menyoroti potensi beban anggaran pendapatan belanja negara (APBN) yang semakin besar seiring dengan adanya program-program yang diusung Prabowo yakni makan siang dan susu gratis.

Anggaran belanja negara yang berpotensi membengkak, sementara disisi lain pendapatan diyakini tidak tumbuh signifikan, defisin APBN pemerintahan Prabowo dikhawatirkan semakin melebar.

Berdasarkan pembahasan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2025, defisit APBN tahun depan memang ditargetkan melebar menjadi kisaran 2,45 - 2,82 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

Selain arah kebijakan fiskal, Morgan Stanley juga menyoroti pergerakan kurs rupiah terhadap dollar AS yang cenderung melemah.

Perubahan sikap Morgan Stanley terhadap pasar modal Tanah Air mulai terjadi setelah munculnya tren penguatan indeks dollar AS jelang pengumuman suku bunga bank sentral The Federal Reserve (The Fed) dan Bank Indonesia pada bulan ini.

"Beberapa tekanan di pasar valuta asing di tengah masih tingginya suku bunga AS dan prospek dollar AS yang kuat," tulis Morgan Stanley

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat