Pelemahan Rupiah Peluang Emas Industri Dalam Negeri Substitusi Impor - News
Laporan Wartawan News, Lita Febriani
News, JAKARTA - Rupiah mengalami titik terendah sejak 20 tahun terakhir pada Juni 2024. Bank Indonesia mencatat hingga 21 Juni 2024, persentase pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibandingkan dengan awal tahun 2024 cukup tinggi, sekitar 5,67 persen.
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika, mengatakan melemahnya nilai tukar rupiah bisa menjadi peluang emas untuk industri dalam negeri agar bisa melakukan subtitusi impor.
"Ini adalah momen yang sangat bagus untuk kita memperkuat program substitusi impor. Kita coba mendorong ini yang impor-impor, kita coba substitusi, datangkan ahlinya, kita duduk bersama, sehingga kita bisa substitusi (bahan baku atau produk industri) yang kemarin diimpor," tutur Putu usai acara Business Matching Industri Pengolahan Rumput Laut dengan Industri Pengguna, Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (25/6/2024).
Baca juga: PHRI: Industri Restoran Sudah Terpuruk Akibat Covid-19, Kini Tertekan Aksi Boikot
Progres subtitusi impor yang sudah berhasil dicapai ialah premix. Premix merupakan campuran kompleks vitamin, mineral, elemen pelacak dan bahan tambahan pakan.
"Premix ini sekarang sudah food ingredient, kita bisa mengajak pelaku-pelaku yang bisa menyiapkan sesuai dengan supply. Dulu banyak yang impor, sekarang kita mulai (produksi dalam negeri)," jelas Putu.
Terkait pelemahan lebih lanjut, saat ini Direktorat Industri Agro Kemenperin belum menerima dampak yang cukup signifikan.
"Kalau kita sampai saat ini (industri makanan dan minuman) tidak ada masuk ke kita tentang keluhan atau dampak yang negatif. Mungkin dampaknya nanti ke depan kita lihat dulu perkembangannya," ungkap Putu.
Terkini Lainnya
Putu Juli Ardika, mengatakan melemahnya nilai tukar rupiah bisa menjadi peluang emas untuk industri dalam negeri agar bisa melakukan subtitusi impor.
Hore! Garuda Turunkan Harga Tiket Pesawat ke Bali, Berikut Jadwalnya
BERITA REKOMENDASI
Pelemahan Rupiah Bikin Bisnis Garuda Indonesia Turbulensi Parah
BERITA TERKINI
berita POPULER
Pasca-Merger, Pelindo Masih Menanggung Utang Rp 49,87 Triliun
Bappenas: Kerugian Akibat Food Loose dan Food Waste Rp 551 Triliun Per Tahun
Produk China Masuk Indonesia Bakal Kena Bea Masuk 200 Persen, Ini Sikap Pengusaha
Jeda Siang, IHSG Menguat ke Posisi 7.144 Dikerek Sektor Saham Industri dan Transportasi
Pendapat Apindo Tentang Rasionalisasi Karyawan Pasca Merger Tokopedia-Tiktok