Kemenperin: Jepang Mitra Utama RI dalam Pengembangan Teknologi Ramah Lingkungan di Otomotif - News
Laporan wartawan News, Endrapta Pramudhiaz
News, JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkap Jepang menjadi mitra utama Indonesia dalam pengembangan sektor otomotif, terutama dalam mencapai netralitas karbon.
Hal itu disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Putu Juli Ardika dalam acara The 5th Indonesia - Japan Automobile Dialogue di Hotel Sultan, Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Kamis (27/6/2024).
Baca juga: Komitmen Menjaga Lingkungan, HEV Toyota Dukung Kontribusi Masyarakat Menuju Netralitas Karbon
"Sebagai salah satu leader dalam industri otomotif di dunia, Jepang merupakan mitra utama dalam komitmen Indonesia terhadap pengembangan sektor otomotif, teurtama dalam mencapai netralitas karbon," kata Putu.
"Komitmen jangka panjang Jepang terhadap industri perakitan dan komponen jadi landasan utama dalam kerja sama ini," lanjutnya.
Menurut Putu, Indonesia memiliki banyak upaya dalam melakukan pengurangan emisi.
Upaya itu di antaranya datang dari Indonesia yang mempromosikan kendaraan elektrifikasi, yakni hybrid electric vehicle, plug-in hybrid electric vehicle, dan battery electric vehicle.
Kemudian, upaya lainnya adalah pengembangan kendaraan flexible fuel yang adaptif menggunakan bahan bakar nabati atau biofuel maupun gas, serta peningkatan efisiensi bahan bakar.
Baca juga: Menperin Agus Gumiwang Minta JETRO Eksplorasi Kemungkinan Penambahan Investasi Otomotif di Indonesia
"Upaya ini sejalan dengan strategi besar Indonesia Jepang dalam mengurangi emisi otomotif melalui perkembangan teknologi yang ramah lingkungan," ujar Putu.
Ia pun berharap acara The 5th Indonesia - Japan Automobile Dialogue dapat menghasilkan diskusi yang bermanfaat, memberikan wawasan, serta kontribusi berharga.
Terkini Lainnya
Kemenperin mengungkap Jepang menjadi mitra utama Indonesia dalam pengembangan sektor otomotif, terutama dalam mencapai netralitas karbon.
Rupiah Ditutup Menguat Rp 16.371 per Dolar AS, Ini Sentimen Pendorongnya
BERITA REKOMENDASI
BERITA TERKINI
berita POPULER
Pasca-Merger, Pelindo Masih Menanggung Utang Rp 49,87 Triliun
Bappenas: Kerugian Akibat Food Loose dan Food Waste Rp 551 Triliun Per Tahun
Produk China Masuk Indonesia Bakal Kena Bea Masuk 200 Persen, Ini Sikap Pengusaha
Jeda Siang, IHSG Menguat ke Posisi 7.144 Dikerek Sektor Saham Industri dan Transportasi
Pendapat Apindo Tentang Rasionalisasi Karyawan Pasca Merger Tokopedia-Tiktok