androidvodic.com

Tersengat Covid-19, Lufthansa Cari Dana Talangan 10 Miliar Euro - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

News, BERLIN - Kantor berita Jerman Der Spiegel melaporkan pada awal Mei ini bahwa maskapai kelas atas negara itu, Lufthansa tengah mencari 'dana talangan' atau bail out sebesar 10 miliar Euro dari pemerintah.

Imbalannya adalah saham yang besar dan kuat di maskapai itu.

Dikutip dari laman Sputnik News, Jumat (8/5/2020), kabar ini muncul di tengah keluhan perusahaan itu terkait hilangnya pendapatan sebanyak 1 juta Euro per jam, karena pandemi virus corona (Covid-19) yang turut berdampak pada industri penerbangan.

Baca: Manchester United Selangkah Lagi Dapatkan Wonderkid Barcelona

Baca: Salon Kuku Jadi Sorotan Gubernur California, Dianggap Pusat Penyebaran Corona di Komunitas

Menanggapi hal ini, Menteri Perekonomian Jerman Peter Altmaier berjanji pemerintah akan berupaya mempertahankan maskapai udara utama Jerman ini di tengah pandemi corona.

"Lufthansa, seperti perusahaan lain, adalah bagian dari tumpuan ekonomi kami. Itulah sebabnya kami akan mencegah (saham maskapai) ini terjual habis," kata Altmaier kepada surat kabar Jerman, Bild, pada Kamis waktu setempat.

Ia juga menegaskan komitmen pemerintah akan menjaga agar saham Lufthansa tidak anjlok dan mencegah investor asing memperoleh harga murah untuk kepemilikan perusahaan ternama Jerman ini.

Pernyataan tersebut muncul beberapa hari setelah kantor berita Der Spiegel melaporkan bahwa Lufthansa tengah mencari bail out sebesar 10 miliar Euro atau setara 10,7 miliar dolar Amerika Serikat (AS) dari pemerintah dengan imbalan saham yang besar di maskapai.

Majalah Jerman ini juga mengutip keluhan maskapai penerbangan itu tentang pendapatan yang hilang sebanyak 1 juta Euro karena sistem penguncian (lockdown) yang diberlakukan pemerintah untuk mencegah penyebaran corona.

Proposal tersebut dilaporkan berisi pernyataan Lufthansa bahwa pemerintah Jerman akan memiliki lebih dari setengah saham maskapai itu senilai 5,5 miliar Euro atau setara 5,9 miliar dolar AS sebagai mitra rahasianya.

Menurut Der Spiegel, Bank Pembangunan Milik Negara Kreditanstalt untuk Wiederaufbau (KFW) pun diprediksi akan menyuntikkan 3,5 miliar Euro atau setara 3,7 miliar dolar AS, dalam langkah yang akan didukung oleh pemerintah Jerman.

Perkembangan negatif ini menyusul krisis yang dialami Lufthansa.

Pada akhir April lalu, manajemen Lufthansa menyampaikan bahwa perusahaan tengah melakukan perundingan secara intensif dengan pemerintah dari negara-negara Eropa terkait pendanaan potensial.

Selain Jerman, maskapai ini pun dikabarkan mengharapkan bantuan dari negara tetangganya yakni Austria dan Swiss.

CEO Lufthansa Carsten Spohr memang menyatakan pada awal April lalu bahwa perusahaan telah kehilangan pemasukan sebanyak 1 juta Euro atau setara 1,1 juta dolar AS per jam.

Pesawat jetnya pun saat ini hanya membawa kurang dari 3.000 penumpang setiap harinya, angka ini turun drastis dari jumlah total penumpang pada operasional lalu lintas harian yang biasanya mencapai 350.000 penumpang.

Penurunan signifikan tersebut terjadi di tengah pandemi corona yang digambarkan oleh Spohr sebagai tantangan terbesar selama 65 tahun sejarah perusahaan.

Ia mengakui bahwa raksasa maskapai Jerman itu memang tengah memasuki krisis dengan cadangan keuangan hanya sekitar 4 miliar Euro atau setara 4,37 miliar dolar AS.

"Kami tentunya tidak akan mampu bertahan dari krisis yang makin lama ini, tanpa dukungan negara," kata Spohr.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat