androidvodic.com

Dapatkan 100.000 Dosis Vaksin Pfizer, Rwanda Masih di Puncak Krisis - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

News, KIGALI - Rwanda pada Rabu kemarin menjadi negara Afrika pertama yang menerima vaksin virus corona (Covid-19) Pfizer-BioNTech, dengan lebih dari 100.000 dosis dikirim ke ibu kota Kigali melalui inisiatif COVAX yang dipimpin Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Sebelumnya, pada hari yang sama, Rwanda secara terpisah telah memiliki 240.000 dosis vaksin AstraZeneca.

Pengiriman pertama vaksin ini pun turut berada di bawah fasilitas COVAX.

Dikutip dari laman Africa News, Kamis (4/3/2021), Kementerian Kesehatan Rwanda mengatakan bahwa 340.000 dosis kolektif akan dikirim dari gudang biomedis di Kigali ke rumah sakit distrik pada Kamis waktu setempat.

Selanjutnya, vaksin itu akan didistribusikan ke ratusan pusat kesehatan yang tersebar di seluruh Rwanda.

Baca juga: Presiden: Target Vaksinasi Hingga Juni 40 Juta Orang

Kementerian tersebut menyampaikan, pengiriman vaksin ini tidak hanya harus melindungi sekitar 171.500 personel garis depan yakni tenaga kesehatan (nakes).

Namun juga warga prioritas lainnya seperti mereka yang berusia di atas 65 tahun atau yang memiliki kondisi kesehatan rentan terpapar.

"Kami akan segera meluncurkan rencana vaksinasi kami yang telah disiapkan, ini akan menargetkan kelompok yang memiliki risiko tinggi di seluruh Rwanda untuk menerima vaksin yang pertama dari dua dosis vaksin," kata Menteri Kesehatan Daniel Ngamije dalam sebuah pernyataan.

Pada bulan Februari lalu, Rwanda menjadi negara pertama di Afrika Timur yang mulai melaksanakan program vaksinasi virus tersebut.

Vaksinasi awal ini menargetkan kelompok berisiko tinggi seperti nakes, setelah memperoleh sekitar 1.000 dosis vaksin Moderna.

Perlu diketahui, Rwanda telah melakukan lebih dari satu juta tes Covid-19 dan mendeteksi lebih dari 19.100 kasus.

Baca juga: 1 Tahun Covid di Indonesia, Juragan 99 Luncurkan Film Pendek Ibuku Yang Cerewet dan KomseMask

Hingga Rabu kemarin, 265 orang telah kehilangan nyawa akibat virus ini.

Pemerintah Rwanda pun telah memberlakukan beberapa kebijakan paling ketat di benua itu, termasuk melakukan penutupan menyeluruh pertama di benua Afrika pada Maret 2020.

Langkah ini menempatkan ibu kota Kigali kembali berada di bawah sistem penguncian (lockdown) total pada Januari 2021 setelah terjadinya lonjakan kasus.

Vaksin Pfizer-BioNTech didasarkan pada teknologi yang berbeda dengan AstraZeneca dan diharapkan memiliki efektivitas yang jauh lebih besar dalam melindungi warga Rwanda dari ancaman Covid-19 saat ditularkan melalui varian Afrika Selatan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat