androidvodic.com

Indonesia dan Malaysia Desak Dewan Keamanan PBB Menghentikan Kekerasan oleh Israel - News

News, KUALA LUMPUR - Malaysia dan Indonesia meminta Dewan Keamanan PBB untuk campur tangan dan menghentikan serangan Israel di Gaza di saat konflik antara pasukan Israel dan militan Palestina kian berkecamuk.

Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengatakan bahwa dalam percakapan telepon dengan Presiden Indonesia Joko Widodo, kedua pemimpin sepakat bahwa "tindakan tercela" Israel harus segera dihentikan.

"Kami memiliki pandangan yang sama bahwa masyarakat internasional, terutama Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, harus bertindak cepat untuk menghentikan segala bentuk kekerasan yang dilakukan oleh Israel, dan menyelamatkan nyawa warga Palestina," kata Muhyiddin dalam pidato yang disiarkan televisi.

Baca juga: Cerita Korban Serangan Israel di Palestina: Ini Perang Terburuk dalam Hidup Saya, Benar-benar Kejam

"Hingga saat ini, Dewan Keamanan PBB belum mengeluarkan pernyataan apapun tentang situasi terkini di Palestina karena adanya tentangan dari Amerika Serikat," katanya.

Malaysia telah lama menjadi pendukung setia perjuangan Palestina, mendorong solusi dua negara berdasarkan perbatasan pra-1967.

Dewan Keamanan akan secara terbuka membahas kekerasan yang memburuk pada hari Minggu, kata para diplomat pada minggu ini. Dewan beranggotakan 15 orang itu telah bertemu secara pribadi minggu ini tentang konflik terburuk di kawasan itu dalam beberapa tahun, tetapi sejauh ini belum dapat menyetujui pernyataan publik.

Israel menghantam Gaza dengan serangan udara dan militan Palestina melancarkan serangan roket ke Israel pada hari Sabtu.

Pejabat medis Palestina menyebut setidaknya 136 orang, termasuk 34 anak-anak dan 21 wanita, telah tewas di Gaza sejak pertempuran meletus pada hari Senin lalu.

Israel telah melaporkan delapan orang tewas, termasuk seorang tentara di perbatasan Gaza dan enam warga sipil yang dua di antaranya anak-anak.

Tentara Israel Makin Brutal, 10.000 Warga Palestina Tinggalkan Rumah di Gaza

Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) hari Jumat (14/5/2021), memperkirakan sekitar 10.000 warga Palestina harus meninggalkan rumah di Gaza menyusul meningkatnya serangan Israel atas warga sipil di sana.

"Mereka berlindung di sekolah, masjid, dan tempat lain selama pandemi COVID-19 global dengan akses terbatas ke air, makanan, kebersihan, dan layanan kesehatan," sebuta Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB dalam sebuah pernyataan resminya yang dikutip oleh Anadolu Agency.

Mereka menyebutkan, rumah sakit dan akses ke layanan air dan sanitasi bergantung pada listrik, bahan bakarnya akan habis pada hari Minggu esok.

Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB juga mengatakan otoritas Israel dan kelompok-kelompok Palestina harus segera mengizinkan PBB dan mitra kemanusiaannya untuk membawa bahan bakar, makanan, dan persediaan medis dan untuk mengerahkan personel kemanusiaan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat