androidvodic.com

Karyawan Terinfeksi Corona, Beberapa Pabrik Toyota Jepang Tutup, 47.000 Unit Kekurangan Produksi - News

Laporan Koresponden News, Richard Susilo dari Jepang

News, TOKYO -  Empat karyawan lini pertama Pabrik Tsutsumi Toyota Motor di Kota Toyota, Prefektur Aichi terinfeksi virus corona baru.

Akibatnya, operasi dihentikan pada malam hari pada tanggal 20 Januari kemarin.

"Di pabrik, 14 karyawan di lini kedua dipastikan terinfeksi pada tanggal 19 Januari 2022, sehingga operasi siang hari di jalur tersebut telah ditangguhkan selama empat hari hingga tanggal 22 Januari 2022. Akibatnya terdampak kepada produksi sekitar 1500 unit mobil di sana, terutama  sedan utama Camry,"  ungkap pengumuman Toyota.

Pada tanggal 20 Januari, Toyota Motor Corporation juga menutup 11 pabrik dan 21 line di Jepang, termasuk Pabrik Motomachi (Toyota City, Prefektur Aichi), selama 3 hari pada tanggal 21, 22 dan 24 Januari karena dampak dari virus corona baru.

Selain karena infeksi di lokasi produsen mobil itu, juga kekurangan pasokan  suku cadang     semikonduktor yang belum datang dari pabtriknya di luar Jepang.

Akibatnya pengurangan produksi  terjadi diumumkan selama ini, sehingga  jumlah total kekurangan produksi pada Januari 2022 diperkirakan mencapai 47.000 unit.

Ini adalah pertama kalinya sejak Agustus 2020 operasi dihentikan karena infeksi virus corona pada karyawan.

Di Pabrik Tsutsumi, selain pengukuran suhu dan desinfeksi sebagai tindakan pencegahan corona, juga didesak untuk memasang partisi dan memakai pelindung wajah dalam proses di mana karyawan saling berdekatan.

Diskusi mengenai mobil di Jepang dilakukan para pecinta Jepang dan bagi yang mau berpartisipasi dapat mengirimkan email ke: info@tribun.in

Di Prefektur Aichi, pada tanggal 19, sebanyak 2881 infeksi baru ditemukan, jumlah tertinggi yang pernah ada dalam sehari.

Gubernur Hideaki Omura mengatakan pada konferensi pers pada tanggal 19 Januari, "Infeksi telah menyebar sejauh itu mempengaruhi bisnis perusahaan. Saya ingin Anda membuat rencana kelangsungan bisnis (BCP) dan mengambil tindakan."

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat