androidvodic.com

Jilbab Jadi Sorotan Pilpres Prancis, Le Pen akan Denda Wanita yang Berhijab di Tempat Umum - News

News - Jilbab bagi muslimah di Prancis menjadi salah satu masalah yang disorot dalam kampanye dua calon presiden Prancis, Emmanuel Macron dan Marine Le Pen.

Le Pen, kandidat sayap kanan dan Macron yang unggul dalam jajak pendapat, saat ini menghadapi putaran kedua pemilu yang ketat.

Baru-baru ini, kedua capres itu dihadang wanita berjilbab yang menanyakan mengapa busana mereka menjadi alat politik.

Dilansir AP News, Macron tidak akan melarang busana keagamaan, tetapi ia andil dalam penutupan banyak masjid, sekolah, dan kelompok Islam dengan dalih membasmi radikalisme. 

Pemerintah Macron juga mengesahkan undang-undang kontroversial tahun lalu untuk memerangi "separatisme", kata yang digunakan untuk menggambarkan pencampuran politik dengan Islam, yang dianggap berbahaya bagi nilai sekularisme Prancis.

Foto ini diambil pada 3 Mei 2017, memperlihatkan kandidat pemilihan presiden Prancis untuk sayap kanan Rassemblement national (RN), sebelumnya dikenal sebagai partai Front National (FN), Marine Le Pen (kiri) dan kandidat pemilihan presiden Prancis untuk La Republique En Marche (LREM), Emmanuel Macron. Keduanya berpose sebelum dimulainya debat siaran langsung di La Plaine-Saint-Denis, utara Paris, sebagai bagian dari putaran kedua putaran kampanye pemilu.
Foto ini diambil pada 3 Mei 2017, memperlihatkan kandidat pemilihan presiden Prancis untuk sayap kanan Rassemblement national (RN), sebelumnya dikenal sebagai partai Front National (FN), Marine Le Pen (kiri) dan kandidat pemilihan presiden Prancis untuk La Republique En Marche (LREM), Emmanuel Macron. Keduanya berpose sebelum dimulainya debat siaran langsung di La Plaine-Saint-Denis, utara Paris, sebagai bagian dari putaran kedua putaran kampanye pemilu. (Eric Feferberg / POOL / AFP)

Baca juga: Jelang Pemilihan Presiden Prancis 2022, Ini Sosok Marine Le Pen, Penantang Emmanuel Macron

Baca juga: Pilpres Prancis 2022: Emmanuel Macron dan Marine Le Pen Bersaing di Putaran Kedua

Di sebuah pasar di Kota Pertuis, seorang wanita dengan jilbab biru-putih mendekati Le Pen saat kandidat presiden itu melewati penjual ikan dan pedagang untuk menyambut para pendukung, Jumat (15/4/2022).

"Apa yang dilakukan jilbab dalam politik?" wanita itu bertanya.

Le Pen menjawab dengan menyebut jilbab sebagai "seragam yang dikenakan dari waktu ke waktu oleh orang-orang yang memiliki visi radikal tentang Islam."

"Itu tidak benar," balas wanita itu.

"Saya mulai memakai cadar ketika saya adalah seorang wanita yang lebih tua. Bagi saya itu adalah tanda menjadi seorang nenek," jelas wanita itu, mencatat bahwa ayahnya telah bertugas di militer Prancis selama 15 tahun.

Platform Le Pen menyerukan pelarangan jilbab di jalan-jalan Prancis, sebuah langkah lebih jauh dari dua undang-undang yang sudah ada, larangan jilbab tahun 2004 di ruang kelas dan larangan cadar penutup wajah di jalan-jalan tahun 2010.

Menurut kritikus, penentangan Le Pen terhadap jilbab membahayakan persatuan Prancis, dengan mengasingkan jutaan Muslim di negara ini.

Le Pen juga akan memangkas imigrasi dan ingin melarang penyembelihan secara Islam, sehingga membatasi akses Muslim dan Yahudi Prancis ke daging halal dan kosher (halal versi hukum Yahudi).

Macron, presiden yang kini maju untuk periode kedua, juga berdebat dengan seorang wanita berjilbab pada Jumat (15/4/2022) dalam siaran France-Info.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat