androidvodic.com

Misi IAEA yang Dikirim PBB Tinggalkan PLTN Zaporozhye - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

News, KIEV - Sekelompok delegasi dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) telah meninggalkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (NPP) Zaporozhye yang dikendalikan Rusia di Ukraina.

Dikutip dari laman Russia Today, Senin (5/9/2022), seorang Ahli Nuklir Rusia yang menyertai misi tersebut, Renat Karchaa mengatakan dua anggotanya akan tetap berada di fasilitas itu.

Pekan lalu, Kepala IAEA Rafael Grossi yang juga memeriksa pabrik, mengklaim bahwa lembaga tersebut akan 'membangun kehadiran yang berkelanjutan' di sana.

Baca juga: Imbas Penutupan Gas Rusia, Euro Jatuh ke Level Terendah Pertama Kalinya dalam 20 Tahun

IAEA disebut akan mempublikasikan temuannya pada Selasa besok.

Semua kesimpulan mereka akan tercermin dalam laporan yang direncanakan untuk dirilis besok, saat Rafael Grossi menyampaikan sambutannya.

Misi itu telah meninggalkan fasilitas nuklir lebih awal dari yang diharapkan.

Seorang anggota pemerintahan sipil-militer yang dikendalikan Rusia, Vladimir Rogov mengatakan bahwa para ahli IAEA terus melakukan pekerjaannya pada fasilitas itu sepanjang Senin waktu setempat, sebelum berangkat pada Selasa besok.

Mereka pun disebut dapat memperpanjang misi mereka di PLTN itu.

Baca juga: Telepon Putin, Erdogan Puji Peran Rusia Bawa Tim IAEA ke PLTN Zaporizhzhia

Rogov menjelaskan bahwa delegasi 'telah diberikan semua bantuan yang memungkinkan'.

"Kami tertarik pada penilaian yang objektif dan seimbang dari situasi di PLTN," jelas Rogov.

Tujuan utama misi IAEA pada PLTN Zaporozhye adalah untuk menilai keadaan fasilitas itu dan berbicara dengan pasukan Rusia dan Ukraina di lapangan.

Selama pemeriksaan, Grossi mengkonfirmasi bahwa pabrik yang telah berada di bawah kendali Rusia sejak Maret lalu, telah mengalami beberapa kerusakan.

Kendati demikian, dirinya menahan diri untuk tidak menyalahkan.

Sebelumnya, Rusia telah berulang kali menuduh pasukan Ukraina menyerang pabrik itu.

Negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin tersebut pun memperingatkan bahwa penembakan lebih lanjut dapat memicu bencana yang setara dengan Chernobyl.

Namun, Ukraina secara tegas membantah dan justru menuding bahwa pasukan Rusia lah yang menembaki daerah itu sambil menempatkan perangkat keras militer di sana.

Pada Kamis lalu, menurut Kementerian Pertahanan Rusia, Ukraina melancarkan serangan dalam upaya nyata untuk merebut tempat itu sebelum kedatangan delegasi IAEA, namun serangan itu diklaim dapat digagalkan.

Kemudian Rusia mencegah serangan lain yang dilakukan pasukan khusus Ukraina dan tentara bayaran asing yang mencoba mendarat di pantai reservoir Kakhovka tidak jauh dari Energodar, kota tempat pembangkit nuklir itu berada.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat