androidvodic.com

Rusia Rekrut Pengunjuk Rasa Anti-Perang jadi Militer setelah Putin Umumkan Mobilisasi Parsial - News

News - Ribuan demonstran ditahan di seluruh Rusia pada Rabu (21/9/2022) waktu setempat.

Demonstrasi tersebut dilakukan setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengumumkan mobilisasi parsial.

Dikutip dari CNN, sebanyak 1.300 orang ditangkap setelah berpartisipasi dalam protes anti-perang nasional.

Beberapa demonstran yang ditangkap, langsung diikutkan wajib militer, menurut sebuah kelompok pemantau.

Gambar dan video menunjukkan polisi menindak demonstran di beberapa kota.

Pihak berwenang di St. Petersburg berusaha menahan kerumunan yang meneriakkan "tidak ada mobilisasi" di luar Katedral Isakiivskiy.

Baca juga: Berita Foto : Polisi Rusia Tangkapi Penentang Mobilisasi Militer Parsial

Polisi menahan para pengunjuk rasa di 38 kota di Rusia pada hari Rabu, menurut angka yang dirilis tak lama setelah tengah malam oleh kelompok pemantau independen OVD-Info.

Juru bicara kelompok tersebut, Maria Kuznetsova, mengatakan beberapa pengunjuk rasa yang ditangkap oleh polisi anti huru hara sedang direkrut langsung menjadi militer Rusia.

Salah satu tahanan telah diancam dengan penuntutan karena menolak untuk direkrut, katanya.

Pemerintah mengatakan bahwa hukuman karena menolak rancangan itu adalah 15 tahun penjara.

Dari lebih dari 1.300 orang yang ditahan secara nasional, lebih dari 500 berada di Moskow dan lebih dari 520 di St. Petersburg, menurut OVD-Info.

Baca juga: Korea Utara Bantah Akan Pasok Senjata ke Rusia

Seperti diketahui, Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi parsial setelah Ukraina berhasil merebut kembali ribuan mil persegi wilayah dan menempatkan Moskow di belakang.

"Mobilisasi parsial" yang diumumkan akan membuat 300.000 tentara cadangan dipanggil, menurut Menteri Pertahanan Sergei Shoigu.

Putin mengatakan mereka yang memiliki pengalaman militer akan dikenakan wajib militer.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat