androidvodic.com

Ini Tanggapan Pentagon Saat AS Dituduh Sabotase Nord Stream - News

News, WASHINGTON - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin mengatakan pada Jumat waktu setempat bahwa terlalu dini untuk berspekulasi tentang siapa yang harus bertanggung jawab atas kebocoran gas di jalur pipa Nord Stream.

Menurutnya, penyelidikan penuh atas masalah tersebut harus dilakukan.

Berbicara dalam konferensi pers di Hawaii, pimpinan Pentagon ini menolak untuk menyalahkan siapapun terkait insiden yang melibatkan jaringan pipa gas Rusia itu.

"Dalam hal serangan atau kerusakan pada pipa, pada titik ini saya pikir ada banyak spekulasi. Dan sampai penyelidikan lengkap dilakukan, tidak ada yang bisa menebak secara pasti apa yang terjadi," kata Austin.

Dikutip dari laman Russia Today, Jumat (30/9/2022), Austin mencatat bahwa dirinya membahas kebocoran dengan rekannya dari Denmark karena insiden itu terjadi di dekat Pulau Bornholm Denmark.

Denmark, kata dia, membutuhkan beberapa hari untuk 'mendapatkan tim yang tepat demi bisa melihat situs itu dan benar-benar mencoba menentukan apa yang terjadi'.

"Sampai kami mendapatkan informasi lebih lanjut atau dapat melakukan analisis lebih lanjut, kami tidak akan berspekulasi tentang siapa yang mungkin bertanggung jawab," tegas Austin.

Ia pun mengisyaratkan bahwa AS telah menawarkan bantuan.

Perlu diketahui, pada Senin lalu, Denmark melaporkan terjadi kebocoran dari pipa yang menghubungkan Jerman dan Rusia di bawah Laut Baltik, setelah operator melaporkan hilangnya tekanan pada Nord Stream 1 dan 2.

Pihak berwenang Denmark dan Swedia kemudian mengatakan telah terjadi serangkaian gangguan bawah laut dan ledakan di dekat Pulau Bornholm.

Secara total, ada empat kebocoran gas yang terdeteksi di sistem Nord Stream.

Beberapa pejabat negara Barat pun mengatakan insiden itu mungkin disebabkan oleh sabotase, sebuah pernyataan yang sebagian besar digaungkan oleh Sekretaris Pers Kremlin Dmitry Peskov.

Baca juga: NATO Yakin Kebocoran Pipa Gas Laut Baltik adalah Sabotase

Peskov menggambarkan kebocoran itu kemungkinan 'tindakan teroris' yang tidak mungkin terjadi 'tanpa keterlibatan beberapa negara yang berkuasa'.

Pejabat dari kedua belah pihak telah memberikan penilaian tentang siapa yang harus disalahkan atas insiden tersebut.

Sementara itu, Jerman dilaporkan telah menyelidiki kebocoran tersebut sebagai serangan yang dilakukan oleh pasukan pro-Ukraina atau Rusia sendiri dalam operasi bendera palsu yang potensial untuk membuat Ukraina terlihat buruk.

Pada Kamis kemarin, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menepis tuduhan bahwa Rusia berada di balik insiden tersebut.

Ia mencatat bahwa musim panas ini, NATO terlibat dalam kegiatan militer yang dekat dengan lokasi di mana kebocoran itu ditemukan.

Zakharova pun mendesak AS untuk memberikan penjelasan dan 'mengakui' kebenaran, dengan mengatakan bahwa AS telah menyerahkan pekerjaan itu kepada mantan Menteri Luar Negeri Polandia Radoslaw Sikorski, yang sebelumnya 'berterima kasih' kepada AS karena telah menghancurkan pipa tersebut.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat