androidvodic.com

Norwegia Kerahkan Pasukan setelah Pipa Nord Stream 1 dan 2 Diduga Disabotase - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

News, OSLO - Militer Norwegia telah dikerahkan untuk melindungi fasilitas energi negara itu, setelah terjadi dugaan serangan sabotase pada pipa gas bawah laut Nord Stream 1 dan 2 Rusia.

Pernyataan ini disampaikan Perdana Menteri (PM) Norwegia, Jonas Gahr Stoere dalam konferensi pers pada Rabu lalu.

"Pasukan militer akan lebih banyak hadir dan terlihat di dekat instalasi minyak dan gas kami. Informasi yang kami terima hari ini semakin memperkuat asumsi bahwa kerusakan pada jaringan pipa adalah tindakan yang disengaja, ini telah menciptakan situasi yang sangat serius," kata Stoere.

Dikutip dari laman Russia Today, Jumat (30/9/2022), ia menambahkan bahwa sangat penting bagi Eropa dan NATO untuk 'berdiri bersama' dalam menangani masalah ini.

Sementara itu, pejabat darurat senior di kepolisian negara itu, Tone Vangen mengatakan bahwa keamanan serta pemantauan terkait ancaman telah ditingkatkan di fasilitas minyak dan gas.

Sebelumnya, dua jaringan pipa Nord Streamyang menghubungkan Rusia ke Jerman di bawah Laut Baltik, kehilangan tekanan pada Senin lalu.

Setelah peristiwa itu, banyak kebocoran yang terdeteksi dan pihak berwenang Swedia mencatat apa yang mereka katakan sebagai dua ledakan di area kebocoran gas.

Swedia, Denmark dan Uni Eropa (UE) mengatakan bahwa bencana itu adalah tindakan sabotase.

Sedangkan Rusia menegaskan gangguan pengiriman gas merupakan masalah besar bagi Rusia, sehingga tuduhan bahwa negara itu berada di balik kerusakan adalah hal yang 'tidak masuk akal'.

Baca juga: Kerusakan Pipa Nord Stream Mungkin Tidak Dapat Diperbaiki

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Kamis kemarin menilai peristiwa itu bisa saja merupakan bagian dari 'serangan teroris' dan tidak mungkin terjadi 'tanpa keterlibatan beberapa kekuatan negara'.

Operator pipa Rusia Gazprom mengatakan pada bulan ini bahwa Nord Stream 1 akan tetap ditutup tanpa batas waktu karena sedang dalam tahap pemeliharaan.

Hal ini terkait adanya masalah dalam pengembalian peralatan yang diperbaiki, lantaran sanksi negara Barat yang dikenakan pada Rusia atas serangan militernya ke Ukraina.

Sementara itu, Nord Stream 2 tidak pernah beroperasi penuh karena Jerman menghentikan sertifikasinya pada Februari lalu, karena konflik Ukraina pula.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat