androidvodic.com

Stok Amunisi Berat Menipis, Pendukung Ukraina Kelabakan Pasok Senjata ke Kiev - News

Story Highlight

  • Presiden Ukraina Volodymir Zelensky terus meminta bantuan senjata dan amunisi ke barat untuk melawan Rusia 
  • AS dan sekutunya telah mengirimkan bantuan senilai lebih dari 40 miliar dolar AS, dalam bentuk senjata, rudal, peluru, dan kendaraan tempur
  • Jerman menarik sejumlah meriam artilerinya dari Ukraina karena rusak dan tidak bisa digunakan di medan tempur 
  • Meriam-meriam Jerman itu dipindahkan ke bengkel perbaikan di Polandia karena tidak mungkin diperbaiki di Ukraina 

News, NEW YORK - Sebagian besar anggota NATO, para pendukung dan pemasok senjata serta amunisi ke Ukraina sedang kelabakan.

Laporan The New York Times menyebutkan, perang Rusia-Ukraina menguras stok amunisi di gudang mereka. Kecepatan penggunaan peluru di Ukraina tak pernah terbayangkan sebelumnya.

Hanya negara-negara besar, termasuk AS, yang memiliki potensi terus mempersenjatai Kiev. Laporan media itu dikutip Russia Today, Minggu (27/11/2022).

Laporan itu sejalan dengan perkembangan di lapangan ketika persenjataan artileri dalam jumlah besar tidak bisa digunakan lagi di Ukraina.

Meriam-meriam itu rusak karena frekuensi penggunaan yang sangat tinggi, dan tidak bisa diperbaiki di Ukraina.

Sebagian howitzer kiriman Jerman misalnya, ditarik dari medan tempur dan dimasukkan ke bengkel perbaikan di Polandia.

Laporan NYT yang ditulis Steven Erlanger dan Lara Jakes dipublikasikan Sabtu (26/11/2022) berjudul “US and NATO Scramble to Arm Ukraine and Refiil Their Arsenals”.

Baca juga: Rusia Klaim Hancurkan Dua Peluncur HIMARS dan Rudal Harpoon Ukraina

Baca juga: Pasukan Kiev Bombardir Tahanan di Donetsk Gunakan HIMARS, 53 Tentara Neo-Nazi Azov Tewas

Tulisan di laporan itu menggambarkan situasi yang tak pernah terbayangkan oleh negara-negara NATO pascaruntuhnya Uni Soviet.

Stok senjata termasuk amunisi negara barat pendukung Ukraina pada akhirnya cepat terkuras, setelah transfer senjata yang tak terhitung jumlahnya ke Ukraina.

Situasi ini membuat semakin sulit bagi militer NATO untuk memenuhi janji politisi untuk terus mendukung Kiev dengan apa pun yang dibutuhkan selama diperlukan.

“Negara-negara kecil telah kehabisan potensi mereka,” tulis NYT. Setidaknya 20 dari 30 anggota aliansi pertahanan tersedot sumber daya militernya.

Hanya sekutu yang lebih besar, termasuk Prancis, Jerman, Italia, dan Belanda, yang dianggap masih memiliki cukup persediaan untuk melanjutkan pengiriman senjata mereka ke Ukraina.

Sejak dimulainya operasi militer Rusia di Ukraina pada akhir Februari, AS dan sekutu baratnya telah memberikan bantuan militer miliaran dolar kepada Kiev.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat