androidvodic.com

Peternak Babi Jadi Korban Terbaru Krisis Energi di Jerman Akibat Invasi Rusia ke Ukraina - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

News, BERLIN - Produksi babi di Jerman menyusut ke rekor terendah karena peternak berjuang melawan biaya input yang melonjak akibat biaya energi yang tinggi.

Pasokan babi dan jumlah peternakan babi turun "karena situasi ekonomi yang terus-menerus sulit", Kantor Statistik Federal Jerman (Destatis) dalam siaran pers pada Rabu (21/12/2022).

Destatis menambahkan, kenaikan tajam dalam biaya energi, pupuk dan pakan telah mendorong biaya produksi jauh lebih tinggi.

Baca juga: Uni Eropa Sepakati Batas Harga Gas untuk Mengatasi Krisis Energi

Melansir dari CNN, jumlah babi di Jerman mencapai 21,3 juta ekor pada 3 November, turun lebih dari 10 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan penurunan hampir 20 persen dibandingkan dengan 2020, sehingga angka tahun ini menjadi rekor terendah sepanjang masa, menurut Destatis.

Jerman juga kehilangan 1.900 peternakan babi tahun ini, menyusul penurunan 1.600 peternakan antara tahun 2020 dan 2021.

Pada Oktober, biaya produksi untuk semua daging melonjak hampir 47 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, menurut data Destatis.

Data tersebut menunjukkan guncangan lain untuk industri Jerman, yang telah berjuang melawan kenaikan harga energi selama setahun terakhir, yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina pada akhir Februari.

Banyak produsen di sektor intensif energi, termasuk bahan kimia, kaca, dan logam, telah memangkas produksinya, sementara beberapa perusahaan memberhentikan staf dan memindahkan sebagian operasi mereka ke luar negeri untuk mengatasi lonjakan harga energi.

Sebanyak 2 juta pekerja di Jerman dapat diberhentikan pada musim semi mendatang karena perusahaan bergulat dengan harga energi yang tinggi dan potensi kekurangan gas, kata seorang ekonom senior di Deutsche Bank Research, Marc Schattenberg.

Untuk peternakan babi, biaya energi bukan satu-satunya masalah. Wabah virus demam babi Afrika di Jerman timur dikombinasikan dengan penurunan ekspor ke China, akibat kebijakan ketat nol-Covid yang baru dicabut awal bulan ini, juga menambah beban bagi produsen babi, menurut asosiasi industri daging Jerman.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat