androidvodic.com

China Catat Lonjakan Perjalanan Selama Liburan Tahun Baru Imlek - News

Laporan Wartawan News, Mikael Dafit Adi Prasetyo

News, BEIJING – Pemerintah China mencatat adanya lonjakan perjalanan domestik sebesar 74 persen selama liburan Tahun Baru Imlek 2023 menyusul pencabutan pembatasan terkait kebijakan nol-Covid pada akhir tahun lalu.

Untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir, penduduk China bebas bepergian ke mana pun tanpa perlu khawatir di karantina.

Dilansir dari CNN, jumlah perjalanan domestik selama liburan Tahun Baru Imlek yang berakhir pada Jumat (27/1/2023), adalah yang tertinggi sejak 2020. Itu termasuk perjalanan yang dilakukan dengan segala moda transportasi mulai dari pesawat, kereta api dan mobil hingga kapal.

Baca juga: Dua Tahun Terbelenggu Pandemi, Indonesia Akhirnya Gelar Perayaan Imlek Nasional 2023

Namun angka tersebut masih jauh di bawah level pra-pandemi. Pada 2019, tercatat 421 juta perjalanan domestik dilakukan selama liburan Tahun Baru Imlek.

Permintaan perjalanan yang tertunda membuat tempat-tempat wisata di China dibanjiri oleh banyak orang selama liburan, mulai dari pantai tropis di pulau Hainan hingga desa-desa kuno di provinsi Yunnan dengan pemandangan gunungnya.

Tak hanya itu, jumlah perjalanan ke luar negeri pun juga ikut melonjak. Selama liburan Tahun Baru Imlek, 2,88 juta perjalanan dilakukan melintasi perbatasan, meningkat 120 persen dari tahun lalu, menurut Administrasi Imigrasi Nasional.

“Selama liburan Tahun Baru Imlek 2019, sekitar 12,53 juta perjalanan lintas batas dilakukan,” kata kantor berita Xinhua.

Di tengah mulai melonjaknya perjalanan domestik dan internasional baru-baru ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CDC) mencatat penurunan angka kematian akibat Covid-19. Pada periode 20 hingga 26 Januari 2023, China mencatat 6.364 kematian terkait Covid atau sekitar setengah dari 12.658 kematian yang dilaporkan seminggu sebelumnya.

Baca juga: Kenakan Busana Serba Merah, Megawati Hadiri Perayaan Imlek Nasional 2023

Beberapa waktu lalu, ahli epidemiologi CDC Wu Zunyou juga telah memperkirakan bahwa 80 persen populasi China telah terinfeksi Covid-19.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat