androidvodic.com

Orang Dewasa Muda Inggris Khawatir Tidak Mampu Nafkahi Keluarga - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

News, LONDON - Hampir setengah atau 45 persen orang dewasa muda berusia 16 hingga 25 tahun di Inggris khawatir tidak akan pernah menghasilkan cukup uang untuk menghidupi keluarga mereka.

Ini menurut laporan dari badan amal Prince's Trust yang diterbitkan pada Senin kemarin.

Angka tersebut meningkat menjadi 53 persen di kalangan anak muda dari latar belakang yang lebih sederhana.

Dikutip dari laman Russia Today, Selasa (31/1/2023), kekhawatiran mereka tampaknya telah mempengaruhi perencanaan jangka panjang, dengan hanya 36 persen responden yang mengatakan bahwa tujuan terbesar mereka adalah berkeluarga.

Sedangkan 64 persen responden ingin mencapai keamanan finansial.

Baca juga: Perekonomian Lesu, IMF Sebut Inggris Jadi Negara G7 yang Bermasa Depan Suram

Lalu 43 persen lainnya memilih kesehatan mental yang baik sebagai tujuan utama mereka.

Adapun terkait cara untuk mencapai tujuan tersebut, 70 persen responden mengatakan memiliki pekerjaan yang memberikan stabilitas keuangan yang baik untuk kesehatan mental mereka.

Sedangkan 59 persen mengatakan hanya dipekerjakan berapapun gajinya untuk meningkatkan kondisi mental mereka.

Kekhawatiran terbesar adalah terkait krisis biaya hidup yang disebutkan oleh 57 persen responden.

Kemudian 34 persen lainnya mengutip resesi yang membayangi dan diprediksi oleh mayoritas pakar ekonomi di seluruh dunia, sebagai perhatian utama mereka.

Kebahagiaan dan kepercayaan umum di antara kelompok usia ini berada pada tingkat yang lebih rendah sejak Prince's Trust mulai melakukan survei di tengah krisis keuangan pada 2008 lalu.

Saat 70 persen anak muda mengatakan bahwa mereka 'bertekad untuk mencapai tujuan hidup mereka', 36 persen dari kelompok usia ini rendah pendapatan.

Responden pun mengungkapkan kekhawatiran mereka terkait potensi 'gagal dalam hidup' dan hampir setengah atau 46 persen mengatakan ketidakpastian ekonomi membuat mereka merasa 'putus asa' menatap masa depan.

Angka itu naik menjadi 55 persen di antara kaum muda berpenghasilan rendah.

Baca juga: Tuntut Kenaikan Gaji, 300 Karyawan Amazon di Inggris Melakukan Aksi Mogok Kerja

Masalah kesehatan mental telah menjadi 'norma' di negara itu, dengan 45 persen melaporkan pernah mengalami masalah kesehatan mental di beberapa titik.

Sekitar 56 persen melaporkan merasa cemas hampir sepanjang waktu dan 62 persen mengatakan mereka selalu atau sering stres.

Kepala Eksekutif Prince's Trust Inggris, Jonathan Townsend menggambarkan hasil survei sebagai 'tanda peringatan bahwa pasca pandemi, kesejahteraan kaum muda belum pulih', mengacu pada kelompok usia sebagai 'Kelas Covid'.

"Ketidakpastian ekonomi berdampak besar pada kesejahteraan dan kepercayaan diri mereka dalam mencapai aspirasi mereka di masa depan," kata Townsend.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat