androidvodic.com

Bikin Gaduh, Balon Pengintai Diduga Milik China Terbang di Wilayah Amerika Serikat - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

News, WASHINGTON - Balon pengintai yang dicurigai milik China terbang di atas Amerika Serikat dalam beberapa hari. Namun, Pentagon memutuskan untuk tidak menembak jatuh balon tersebut karena takut melukai orang, kata pejabat AS.

Melansir dari Al Jazeera, AS mengambil "penahan" balon ketika benda itu memasuki wilayah udara Washington dan telah mengawasi balon itu dengan pesawat militer AS yang diujicobakan, menurut keterangan seorang pejabat AS tanpa menyebut namanya pada Kamis (2/2/2023).

AS memiliki "kepercayaan yang sangat tinggi" bahwa itu adalah balon mata-mata milik China dan terbang di atas situs militer untuk mengumpulkan informasi, tambah pejabat itu.

Balon tersebut dilaporkan terlihat di salah satu tempat yaitu Montana, rumah bagi Pangkalan Angkatan Udara Malmstrom yang terdapat sekitar 150 silo untuk rudal balistik antarbenua, termasuk Minuteman III yang berkemampuan nuklir.

Baca juga: Larangan Perusahaan AS Berinvestasi di Sektor Teknologi China Bisa Picu Volatilitas Pasar

Juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Patrick Ryder mengatakan pemerintah AS telah melacak balon tersebut. Dia juga mengungkapkan, balon mata-mata itu tidak menimbulkan ancaman militer.

“Pemerintah Amerika Serikat telah mendeteksi dan melacak balon pengintai ketinggian tinggi yang berada di atas benua Amerika Serikat sekarang. Balon saat ini terbang di ketinggian jauh di atas lalu lintas udara komersial dan tidak menimbulkan ancaman militer atau fisik bagi orang-orang di darat,” kata Ryder kepada wartawan.

Ryder menambahkan, kegiatan pengawasan serupa telah terlihat dalam beberapa tahun terakhir dan AS telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan balon mata-mata tidak dapat mengumpulkan informasi yang bersifat sensitif atau rahasia.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, saat melakukan perjalanan di Filipina, mengadakan pertemuan dengan pejabat senior Pentagon pada Rabu (1/2/2023) untuk membahas insiden tersebut.

Ketua DPR AS dari Partai Republik Kevin McCarthy mengatakan dia akan meminta pengarahan 'Gang of Eight', mengacu pada pengarahan keamanan nasional rahasia untuk para pemimpin kongres dan pemimpin komite intelijen dari Partai Republik dan Demokrat.

Pejabat pertahanan AS mengatakan Washington telah "melibatkan" pejabat China dan mengomunikasikan dengan serius masalah tersebut.

Buat Penasaran

Seorang pakar keamanan nasional, Glenn Carle, mengatakan bahwa penerbangan balon pengintai itu membuatnya penasaran, karena China dikenal memiliki satelit yang canggih jika tujuannya untuk menyadap atau mendapat informasi rahasia AS.

“Mereka memiliki satelit yang canggih dan tidak jelas bagi saya keuntungan intelijen apa yang bisa mereka peroleh dengan melakukan ini,” kata Carle, yang pernah menjadi Deputi Petugas Intelijen Nasional untuk Ancaman Transnasional di CIA.

“Mungkin cocok dengan diplomasi 'Wolf Warrior' yang dikejar China; agresif dalam mengejar kepentingannya sampai ada dorongan yang kuat,” tambahnya.

Pengumuman Pentagon datang beberapa hari sebelum Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken melakukan perjalanan ke China. Tidak jelas apakah ini akan mempengaruhi rencana perjalanannya, yang belum diumumkan secara resmi oleh Departemen Luar Negeri.

AS memperluas kehadiran militernya di Asia dalam serangkaian langkah yang ditujukan untuk melawan Beijing dan meyakinkan sekutu Indo-Pasifik bahwa AS akan berdiri bersama mereka melawan ancaman dari China dan Korea Utara.

AS mengumumkan perluasan kerja sama militer dengan Filipina, sekutu lama Washington di Asia Tenggara, pada Kamis kemarin.

Pejabat senior pertahanan AS mengatakan Washington telah memobilisasi jet tempur, termasuk F-22, untuk menembak jatuh balon tersebut jika diperintahkan oleh Gedung Putih.

Pentagon pada akhirnya merekomendasikan untuk tidak melakukan tindakan semacam itu, mencatat bahwa meskipun balon itu berada di atas daerah berpenduduk jarang di Montana, ukurannya dapat menciptakan puing-puing yang cukup besar sehingga berpotensi membahayakan orang.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat