androidvodic.com

China Deteksi Kasus Flu Burung pada Manusia, WHO Khawatir Risiko Infeksi Meningkat - News

News - Seorang wanita di China baru-baru ini dirawat di rumah sakit karena flu burung tipe H5N1.

Ia jatuh sakit pada 31 Januari 2023 dan dirawat di rumah sakit pada 4 Februari 2023.

Berbeda dengan kasus flu burung H5N1 di Kamboja, wanita di China ini terinfeksi H5N1 clade 2.3.4.4b.

H5N1 clade 2.3.4.4b adalah varian yang pernah menyebabkan wabah global flu burung tahun 2020, yang belum pernah terjadi sebelumnya pada unggas.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), China melaporkan kasus flu burung ini pada 24 Februari 2023, namun baru dipublikasikan minggu ini, dikutip dari Telegraph.

“Pengurutan genom menunjukkan dia terinfeksi H5N1 clade 2.3.4.4b, yang saat ini banyak beredar pada burung,” kata Dr Sylvie Briand, direktur kesiapsiagaan dan pencegahan epidemi dan pandemi di WHO.

Baca juga: Kemenkes Waspadai KLB Flu Burung Clade Baru, Simak Gejala hingga Pencegahannya

“Sejak tahun 2020, peningkatan jumlah wabah flu burung telah dilaporkan pada burung liar dan unggas secara global, dan kita dapat mengharapkan tambahan kasus sporadis pada manusia,” tambahnya.

Pada konferensi pers minggu lalu, Dr Briand juga mengatakan WHO khawatir dengan potensi penularan dari manusia ke manusia.

Kegelisahan ini dilatarbelakangi dari meningkatnya kasus H5N1 clade 2.3.4.4b pada mamalia seperti cerpelai dan singa laut.

Di Peru, jumlah kematian singa laut akibat H5N1 telah meningkat hingga 3.500 pada minggu ini.

Gejala infeksi biasanya pada neurologis, seperti tremor, kejang, dan kelumpuhan.

ILUSTRASI ayam petelur brown shaver umbaran.
ILUSTRASI ayam petelur brown shaver umbaran. (phantomforest.com)

Dr Pablo Plaza, pakar kesehatan masyarakat veteriner dan epidemiologi di Universitas Nasional Comahue di Argentina, mengatakan risiko kesehatan pada manusia meningkat.

"Meski saat ini risikonya terlihat rendah, namun kita harus waspada karena virus berubah setiap saat. Diperlukan eberapa perubahan virus untuk beradaptasi dengan penularan antar manusia, sehingga mudah-mudahan tidak terjadi,” kata Dr Pablo.

Kasus H5N1 terbaru di China muncul setelah seorang wanita meninggal akibat virus tersebut pada November di provinsi selatan Guangxi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat