androidvodic.com

AS Pastikan Balon yang Terbang di Atas Hawaii Bukan Milik China - News

News, WASHINGTON - Departemen Pertahanan dan Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (AS) telah melacak sebuah balon yang terbang di lepas pantai Hawaii pada minggu lalu.

Namun seorang pejabat pertahanan AS mengatakan pada Selasa lalu bahwa tidak ada indikasi balon tersebut terhubung dengan China atau musuh lainnya.

Balon itu juga tidak menimbulkan ancaman bagi penerbangan atau keamanan nasional AS.

Dikutip dari laman AP News, Jumat (5/5/2023), balon tersebut kali pertama terdeteksi oleh radar pada Jumat lalu.

"Angkatan Udara Pasifik pun meluncurkan tiga F-22 untuk melihat situasi dan mengidentifikasi objek berbentuk bola secara visual. Kami memantau transit objek dan menilai bahwa itu tidak menimbulkan ancaman," kata Komando Indo-Pasifik AS.

Baca juga: Dikira Balon Mata-mata, Jepang Periksa Ketat Bola Besi di Pantai, Ternyata Hanya Pelampung Tambatan

Pejabat pertahanan tersebut mengatakan bahwa balon itu melayang di ketinggian sekitar 36.000 kaki atau 11.000 meter dan tidak terbang di atas infrastruktur pertahanan penting maupun situs sensitif.

"Setelah menentukan bahwa balon tersebut tidak menimbulkan ancaman bagi orang-orang di darat atau penerbangan di atas Hawaii, militer AS tidak mengambil tindakan untuk menurunkannya," jelas pejabat tersebut yang berbicara tanpa menyebut nama untuk membahas operasi militer.

Hingga kini tidak jelas siapa pemilik balon yang kini telah keluar dari wilayah udara Hawaii.

Sebelumnya, penampakan balon terbaru terjadi sekitar tiga bulan lalu.

Saat itu militer AS menembak jatuh apa yang dikatakan para pejabat setempat sebagai balon mata-mata China yang melintasi Alaska dan sebagian Kanada.

Balon itu kemudian ditembak jatuh di atas Atlantik, tepatnya di lepas pantai Carolina Selatan pada 4 Februari lalu.

Sebagian besar balon ditemukan oleh militer AS.

Pejabat AS menyampaikan bahwa balon itu dilengkapi alat untuk mendeteksi dan mengumpulkan sinyal intelijen sebagai bagian dari program pengawasan udara besar terkait militer yang menargetkan lebih dari 40 negara.

China pun menegaska bahwa balon itu hanyalah sebuah pesawat sipil yang salah digunakan, terutama untuk penelitian meteorologi yang keluar dari jalur karena angin dan hanya memiliki kemampuan 'kemudi sendiri' yang terbatas.

Militer AS mengakui ada beberapa balon lain yang telah dilacak di sekitar AS dalam beberapa tahun terakhir, namun tidak ada yang bertahan di Amerika selama itu.

Insiden tersebut pun semakin mengikis hubungan antara AS dan China.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat