Wamen BUMN Sebut Longspan LRT Gatsu-Kuningan Tidak Optimal - News
LRT Jabodebek ditargetkan operasi pada bulan ini. Namun, proyek ini punya sejumlah catatan.
"Ini juga menarik juga salah satu project yang impossible mission juga ini dulu. Ada project namanya LRT Jabodebek nanti 28 Agustus commercial operation date COD," kata Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo dalam acara InJourney Talks, Selasa (01/08).
"Ini project juga salah kedaden (sesuatu yang salah terjadi) juga kalau bahasa orang Jawa. Kenapa, jadi dulu itu dengan berbagai macam teori bikin lah ini program kereta tanpa masinis," sambungnya.
Tiko mengungkap, ada enam komponen dalam proyek ini, di antaranya prasarana disiapkan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk, kereta oleh PT INKA (Persero), software development oleh Siemens, persinyalan oleh PT Len Industri (Persero), dan lain-lain.
Namun, Tiko mengatakan, tidak ada sistem integrator pada proyek ini. Padahal, pada proyek besar seharusnya ada.
"Jadi semua komponen project ini berjalan liar, tanpa ada integrator di tengah," katanya.
Ketika menangani proyek ini, ia pun membuat project management office (PMO) untuk memastikan integrasinya tercipta. Ia pun kemudian mengungkap 'borok' proyek ini, salah satunya, pada longspan dari Gatot Subroto menuju ke Kuningan. Menurutnya, konstruksi itu salah desain.
"Itu salah desain karena dulu Adhi sudah bangun jembatannya, dia nggak ngetes sudut kemiringan keretanya. Jadi sekarang kalau belok harus pelan sekali, karena harusnya lebih lebar tikungannya," kata Tiko.
"Kalau tikungannya lebih lebar dia bisa belok sambil speed up, karena tikungannya sekarang udah terlanjur dibikin sempit, mau nggak mau keretanya harus jalan hanya 20 km/jam, pelan banget," tambahnya.
Lanjutnya, hal itu terjadi karena pembangunan prasarana tidak berkomunikasi dengan pihak yang membangun sarananya. Tak cuma itu, ia juga sempat menerima keluhan dari Siemens. Hal itu lantaran spesifikasi kereta antara satu dengan yang lain berbeda-beda.
"Siemens suatu hari call meeting, komplain sama saya. Pak ini software-nya naik cost-nya, kenapa, spec keretanya INKA ini baik dimensi, berat maupun kecepatan dan pengeremannya berbeda-beda satu sama lain. Jadi 31 kereta beda spec semua, jadi software-nya mesti dibikin toleransinya lebih lebar supaya bisa meng-capture berbagai macam spec tadi itu," paparnya.
Longspan LRT Gatsu-Kuningan disebut tak optimal, insinyur buka suara
Merespons hal tersebut, Arvilla Delitriana, insinyur yang mendesain longspan LRT Jabodebek Gatot Subroto-Kuningan mengatakan, yang berwenang menjawab persoalan tersebut ialah Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
"Untuk ini, yang berwenang menjawab adalah dari pihak DJKA Kementerian Perhubungan, yang mendesain alinyemennya," katanya kepada detikcom, Selasa (01/08).
Perempuan yang akrab disapa Dina ini mengatakan, timnya kemudian menyesuaikan desain struktur dan pondasinya. Dia mengatakan, kekuatan struktur menyesuaikan kecepatan LRT yang lewat.
Terkini Lainnya
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkap 'borok' proyek LRT Jabodebek, salah satunya, pada longspan dari Gatot Subroto menuju…
Longspan LRT Gatsu-Kuningan disebut tak optimal, insinyur buka suara
BERITA TERKINI
berita POPULER
Tangkis Ancaman China, Filipina Beri Izin Jepang Kerahkan Pasukan di Kawasan Teritorinya
Hizbullah Umumkan Kematian Pejabat Unit Rudal Abu Hassan di Lebanon Selatan
Balas Israel, Bom Buatan Brigade Al-Qassam Berhasil Meledak di Tel Al-Hawa, 6 IDF Tewas Terpanggang
Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-867, Kyiv Kibarkan Bendera Setengah Tiang setelah Rusia Serang RS Anak
Kecam Netanyahu, Ilmuwan Top Barat: Israel-Palestina Dua 'Underdog' yang Diadu Kolonialisme Eropa