androidvodic.com

Aktivitas Militer Besar-besaran Terjadi di Eropa Selatan, Bak Invasi Rusia ke Ukraina Jilid II? - News

Aktivitas Militer Besar-besaran Terjadi di Eropa Selatan, Invasi Rusia ke Ukraina Jilid II?

News - Peningkatan kekuatan dan aktivitas militer yang tidak biasa di Eropa selatan memicu kekhawatiran akan terjadinya invasi lain seperti serangan besar-besaran Rusia terhadap Ukraina.

Peningkatan kekuatan militer secara besar-besaran itu dilaporkan dilakukan tentara Serbia yang membuat para pejabat di negara tetangga mereka, Kosovo, cemas bukan kepalang.

Para pejabat Kosovo tersebut membandingkannya aktivitas militer Serbia dengan apa yang dilakukan pasukan Rusia sebelum invasi besar-besaran Moskow ke Ukraina.

Baca juga: Jor-joran Bantu Ukraina Lawan Rusia, Militer AS Panik Gudang Senjata Kosong Tapi Duit Terbatas

Adanya peningkatan aktivitas militer Serbia ini dilaporkan Amerika Serikat pekan lalu.

Washington menyebut, mereka telah mengamati “siklus mengkhawatirkan” berupa meningkatnya ketegangan dan kekerasan sporadis selama beberapa bulan terakhir antara kedua negara di Eropa selatan tersebut.

Serbia dan Kosovo diketahui telah lama berselisih dan mempunyai hubungan dingin selama bertahun-tahun yang berakar pada perpecahan etnis.

Ketegangan meningkat pada akhir September lalu setelah orang-orang Serbia yang bersenjata lengkap melancarkan serangan mematikan di Kosovo utara.

Setelah insiden berdarah itu, para pejabat AS mengatakan mereka mengamati mobilisasi senjata Serbia yang belum pernah terjadi sebelumnya di sepanjang perbatasannya dengan Kosovo.

“Belum pernah ada konsentrasi pasukan seperti ini dalam beberapa tahun terakhir,” ujar Menteri Luar Negeri Kosovo, Donika Gervalla-Schwarz kepada media Jerman Deutschlandfunk pada Senin (2/10/2023) seperti dilansir Reuters.

“Persenjataan yang mereka miliki di sana, tank-tank – ini memberi kami firasat buruk karena kami tidak tahu bagaimana masyarakat internasional akan menanggapinya,” tambah Donika Gervalla-Schwarz.

Polisi anti huru hara Kosovo bersama dengan polisi militer KFOR (Misi Militer Internasional untuk Kosovo), mengamankan akses ke gedung kota di Zvecan ketika warga Serbia Kosovo berkumpul di luar gedung setelah polisi membantu melantik walikota etnis Albania setelah pemilihan yang kontroversial, pada 29 Mei 2023. Polisi menembakan gas air mata selama bentrokan dengan etnis Serbia memprotes untuk menuntut penarikan petugas penegak hukum dari Kosovo utara bersama dengan walikota etnis Albania baru. Etnis Serbia minoritas Kosovo memboikot pemilu bulan lalu di utara, memungkinkan etnis Albania untuk mengambil kendali dewan lokal meskipun jumlah pemilih kecil di bawah 3,5 persen. (Photo by AFP)
Polisi anti huru hara Kosovo bersama dengan polisi militer KFOR (Misi Militer Internasional untuk Kosovo), mengamankan akses ke gedung kota di Zvecan ketika warga Serbia Kosovo berkumpul di luar gedung setelah polisi membantu melantik walikota etnis Albania setelah pemilihan yang kontroversial, pada 29 Mei 2023. Polisi menembakan gas air mata selama bentrokan dengan etnis Serbia memprotes untuk menuntut penarikan petugas penegak hukum dari Kosovo utara bersama dengan walikota etnis Albania baru. Etnis Serbia minoritas Kosovo memboikot pemilu bulan lalu di utara, memungkinkan etnis Albania untuk mengambil kendali dewan lokal meskipun jumlah pemilih kecil di bawah 3,5 persen. (Photo by AFP) (AFP/-)

Mirip Aksi Rusia Sebelum Invasi Ukraina

Donika Gervalla-Schwarz menekankan kalau retorika dan “metode” Serbia mirip dengan apa yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina.

Kemiripan terjadi khususnya soal peningkatan kekuatan di sepanjang perbatasan mereka pada bulan-bulan menjelang invasi besar-besaran Moskow terhadap tetangganya pada Februari 2022.

Presiden Rusia Vladimir Putin, yang merupakan sahabat pemimpin di Beograd, berulang kali meremehkan situasi dan eskalasi militer pada saat itu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat