androidvodic.com

Vladimir Putin Kritik Amerika Kerap Campuri Urusan Negara Lain, Anggap Dirinya Paling Benar - News

News, MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin kembali mengkritik keras Amerika Serikat (AS) yang kerap mencampur urusan domestik negara lain.

Putin mengatakan AS masih terus berupaya menegakkan dominasinya meski semakin runtuh di seluruh dunia.

Hal itu juga terlihat pada perang di Ukraina yang memperlihatkan betapa jauh Amerika dan sekutunya  telah kehilangan kontak dengan kenyataan dan jauh tersesat di alam khayal.

"Kami bukan yang memulai perang di Ukraina seperti yang disebut-sebut oleh mereka. Sebaliknya, kami tengah berusaha untuk mengakhirinya," kata  Putin dalam pertemuan Kelompok Diskusi Valdai di resor Laut Hitam Sochi, Kamis (5/10/2023).

Putin menyatakan Amerika dan sekutunya di barat yang memicu perang Ukraina karena menganggap dirinya sebagai satu-satunya penentu kebenaran di dunia.

Baca juga: Dahsyatnya Tentara Wagner, Bisa Beli Satelit China Buat Tempur Lawan Ukraina dan Melawan Moskow

Putin juga menyoroti bahwa pemimpin-pemimpin Barat telah kehilangan "akal sehat" mereka akibat pandangan yang dianggapnya sebagai "pemikiran kolonial" dari Washington.

Ia juga mengemukakan pertanyaan tentang hak apa yang dimiliki Amerika Serikat untuk menceramahi dan menggurui negara lain.

Putin mengatakan elite-elite Amerika Cs  selalu memerlukan seorang musuh untuk menjelaskan kebutuhan penggunaan kekuatan dan perluasan kekuasaan melawan musuh tersebut.

Putin menjabarkan, keterikatan pada pendekatan berbasis blok dan keinginan untuk mendorong dunia ke dalam kondisi konfrontasi yang berkelanjutan 'kita melawan mereka' adalah warisan yang merusak dari abad ke-20, hasil dari budaya politik Barat dan manifestasinya yang paling agresif.

"Barat dan sebagian elitenya selalu memerlukan seorang musuh. Mereka membutuhkan musuh untuk menjelaskan kebutuhan penggunaan kekuatan dan perluasan melalui perjuangan melawannya," kata pemimpin Rusia itu seperti laporan TASS.

"Hal ini juga diperlukan untuk menjaga kendali internal dalam sistem hegemoni dan dalam aliansi-aliansi politik," ungkap Putin.

Serangan penuh skala Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 memicu perang yang merusak sebagian besar wilayah timur dan selatan Ukraina, menewaskan atau melukai ratusan ribu orang, dan menyebabkan retakan terbesar dalam hubungan Rusia dengan Barat dalam enam dekade terakhir.

Di sisi Barat, perang tersebut dianggap sebagai kesalahan strategis terbesar Moskow sejak serangan Soviet ke Afghanistan tahun 1979, dan para pemimpin Barat menyatakan niat mereka untuk mengalahkan Rusia di medan perang Ukraina.

Namun, serangan balik Ukraina sejauh ini belum berhasil menghasilkan keberhasilan besar dalam perolehan wilayah, kata Putin

Namun demikian, Putin menyajikan perang tersebut sebagai bagian dari konflik yang lebih besar dengan Amerika Serikat, yang menurut elite Kremlin bertujuan untuk menghancurkan Rusia, merampas sumber daya alamnya yang melimpah, dan kemudian memutar arah untuk menyelesaikan perselisihan dengan China.

Mantan mata-mata yang berkuasa di Moskow ini berulang kali memperingatkan tentang risiko konflik antara Rusia dan NATO seiring melemahnya dominasi Barat pasca-Perang Dingin, sementara Rusia berupaya mengatasi keruntuhan Uni Soviet, dan China bangkit menjadi negara adidaya.

Sumber: TASS/Straits Times

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat