androidvodic.com

PM Israel Netanyahu Salahkan Hamas Atas Terbunuhnya Belasan Ribu Rakyat Palestina, Ini Alasannya - News

News - Publik internasional menyimpulkan yang terjadi di Gaza bukanlah perang, melainkan pembantaian.

Tercatat lebih dari 11 ribu rakyat sipil di Gaza terbunuh akibat serangan yang dilancarkan tentara Israel. Sekira empat ribu di antaranya anak-anak.

Bahkan, Presiden Perancis Emanuel Macron yang tadinya bersimpati terhadap Israel, kini mendesak negara berbendera Bintang Daud itu, menghentikan serangan.

Ia juga berharap Inggris dan Amerika mengikuti langkah Perancis menyerukan resolusi gencatan senjata.

Mendengar hal itu, Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu murka.

"Dia (Macron) melakukan kesalahan serius, secara faktual dan moral," seru Netanyahu dalam jumpa pers seperti dikutip The Times of Israel.

Hamas, menurut dia, adalah kelompok yang bertanggung jawab atas terbunuhnya 11 ribu lebih rakyat Palestina.

Netanyahu yang menyatakan perang pascaserangan Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan 1.400 warga Israel, telah memberitahu warga Palestina untuk keluar dari Gaza sebagai upaya mencegah jatuhnya korban sipil.

“Israel menyuruh mereka pergi. Hamaslah yang mencegah evakuasi warga sipil, bukan Israel,” kata Netanyahu.

Baca juga: Pengakuan Mengejutkan Komandan Militer Hamas di Gaza, Kritik Pemimpin Mereka Hidup Nyaman di Qatar

Ia juga menuduh Hamas menembaki koridor kemanusiaan yang disiapkan bagi warga Gaza utara untuk mengungsi dan menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia.

“Bukan Israel yang menempatkan dirinya di rumah sakit, di sekolah, di UNRWA dan fasilitas PBB, tapi Hamas. Oleh karena itu, bukan Israel tetapi Hamas yang bertanggung jawab atas kerugian yang dialami warga sipil,” tegas Netanyahu.

Ia juga menegaskan Israel tak akan tunduh terhadap tekanan Internasional.

Anak-anak Amal al-Robayaa makan di tengah reruntuhan rumah keluarga yang hancur akibat serangan Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan, pada 7 November 2023. Robayaa mengatakan blok apartemen tempat dia tinggal dihancurkan oleh pemboman Israel pada Oktober 7, hari pertama perang yang dipicu oleh serangan Hamas terhadap Israel selatan. Dia sekarang tinggal bersama anggota keluarganya yang lain di sekolah PBB di Rafah, namun kembali ke rumahnya di pagi hari dan menghadapi kesulitan sehari-hari untuk mendapatkan makanan dan air.
Anak-anak Amal al-Robayaa makan di tengah reruntuhan rumah keluarga yang hancur akibat serangan Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan, pada 7 November 2023. Robayaa mengatakan blok apartemen tempat dia tinggal dihancurkan oleh pemboman Israel pada Oktober 7, hari pertama perang yang dipicu oleh serangan Hamas terhadap Israel selatan. Dia sekarang tinggal bersama anggota keluarganya yang lain di sekolah PBB di Rafah, namun kembali ke rumahnya di pagi hari dan menghadapi kesulitan sehari-hari untuk mendapatkan makanan dan air. (KATA KHATIB/AFP)

“Perang kami adalah perang kalian. Israel harus menang demi kepentingannya sendiri dan demi dunia,” ucap Netanyahu.

Ia pun mengabaikan tekanan Internasional untuk menghentikan perang karena didasari tuduhan-tuduhan palsu.

"Jika perlu kami (Israel) berdiri teguh melawan dunia,” tegasnya lagi.

Dengan kata lain, menurut Netanyahu, jika dunia bebas menyucikan praktik teroris yang berperang di kalangan warga sipil, bersembunyi di belakang warga sipil mereka sendiri, maka praktik kotor ini akan menyebar.

“Kami melakukan segalanya untuk meminimalkan kerugian terhadap warga sipil. Namun kami tidak akan memberikan izin kepada Hamas membunuh warga kami tanpa reaksi. Kita bisa melakukannya tanpa khotbah moral,” tandas Netanyahu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat