androidvodic.com

Ini Negara Arab Pertama yang Menyerukan Hamas untuk 'Mengalah' dan Bebaskan Sandera Israel - News

Ini Negara Arab Pertama yang Menyerukan Hamas untuk 'Mengalah' dan Bebaskan Sandera Israel

News - Putra Mahkota Bahrain, Salman Al Khalifa meminta gerakan perlawanan Palestina, Hamas untuk membebaskan sandera sipil Israel dari Jalur Gaza.

Sebaliknya, Pangerang Salman Al Khalifa juga meminta Israel untuk membebaskan tahanan Palestina.

Seruan Salman Al Khalifa ini menandai kalau Bahrain menjadi negara Arab pertama yang meminta Hamas 'mengalah' dengan melakukan inisiatif duluan, membebaskan sandera demi berhentinya perang.

Baca juga: Israel Bak Kebal Hukum Bantai Gaza, Ini yang Bikin Negara-Negara Arab Cuma Diam, Iran Ikut Mundur?

Baca juga: Pasukan Israel Mundur dari Rumah Sakit Al-Shifa, Sniper dan Meriam Tank Tetap Mengarah ke Gedung 

Sejauh ini, negara-negara Arab memang lebih cenderung meminta Israel untuk menghentikan perang lewat format gencatan senjata, usulan yang ditolak mentah-mentah Israel karena menganggap hal itu jadi peluang bagi Hamas untuk 're-grouping', menyusun ulang kekuatan.

“Kami adalah negara Arab pertama yang menyerukan Hamas untuk membebaskan sandera, perempuan dan anak-anak Israel, dan Israel akan melepaskan perempuan dan anak-anak Palestina sebagai imbalannya,” kata Salman Al Khalifa saat berbicara pada pembukaan forum diskusi Dialog Manama, Jumat (17/11/2023).

Menurut Salman Al Khalifa, keamanan di kawasan tidak akan terjamin tanpa menemukan solusi pembentukan dua negara.

Secara tegas, sang pengeran menekankan, Palestina harus menjadi negara merdeka dengan segala atributnya agar Israel juga bisa menikmati stabilitas keamanan.

"Keamanan di kawasan tidak akan terjamin tanpa menemukan solusi pembentukan dua negara, khususnya negara Palestina merdeka dengan segala atribut dan kekuasaannya, tegas Putra Mahkota.

Dia juga menegaskan posisi negaranya dalam perang Gaza.

Bahrain secara tegas menolak adanya relokasi paksa warga Gaza dari Palestina. Bahrain juga menentang niat Israel yang ingin sepenuhnya menduduki Gaza setelah Hamas mereka tumpas.

“Posisi Bahrain adalah tidak boleh ada pengungsian paksa warga Palestina dari Jalur Gaza, tidak boleh ada pendudukan kembali oleh Israel atau aneksasi sebagian wilayahnya, serta terulangnya serangan dari Jalur Gaza terhadap Israel. Diplomasi dan hukum internasional harus menjadi dasar penyelesaian konflik ini guna menjamin aspirasi Palestina untuk menciptakan negara merdeka yang hidup bertetangga baik dengan Israel,” kata Salman Al Khalifa.

Baca juga: Negara-Negara Arab Mulai Gerah ke Israel, Giliran Aljazair Kirim Sinyal Gabung Perang di Gaza

Orang-orang berjalan melewati gedung-gedung yang hancur akibat pemboman Israel di Gaza, di Bureij di pusat Jalur Gaza, pada 14 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas.
Orang-orang berjalan melewati gedung-gedung yang hancur akibat pemboman Israel di Gaza, di Bureij di pusat Jalur Gaza, pada 14 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. (Muhammad ABED / AFP)

Tarik Duta Besar, Tunda Kerja Sama

Bahrain pada awal November, telah mengonfirmasi menarik duta besarnya dari Israel, Khaled Yousif Al-Jalahma dan menangguhkan hubungan ekonomi dengan Tel Aviv.

Majelis parlemen Bahrain mengatakan duta besar Israel di Manama, Eitan Naeh juga telah meninggalkan negara tersebut beberapa waktu yang lalu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat